Keinginan yang manusiawi ketika ingin berperilaku, berbuat, dan menghasilkan amalan-amalan lebih baik, daripada Ramadhan tahun lalu yang dilalui dalam masa pandemi. Sekarang pun pelaksanaan ibadah puasa masih dihantui bencana kesehatan itu.
Ketakutan, kekhawatiran atas penularan virus korona membayangi pelaksanaan ibadah wajib tersebut.Â
Tahun lalu, salah satunya, Shalat tarawih dilaksanakan di rumah, tidak diperkenankan dilakukan secara berjamaah di masjid. Tahun ini berbeda. Tarawih boleh dilaksanakan di masjid dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Saya pribadi ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas bacaan ayat-ayat suci pada tahun ini. Membaca lebih banyak Kalam Khalik dengan cara pembacaan lebih baik, dibanding tahun lalu. Dengan itu, saya berharap dapat mengkhatamkan Alquran dengan lebih cepat secara khidmat.
Demikian, agar menjalankan ibadah saum lebih bermakna, dikaitkan dengan situasi pandemi saat sekarang.
Pandemi sendiri telah menjadi pemicu timbulnya krisis kemanusiaan (interaksi sesama manusia), perputaran roda ekonomi, dan kebiasaan-kebiasaan baru menyesuaikan dengan keadaan.
Selain membaca ayat suci, sekiranya hal-hal berikut dapat membantu meningkatkan kualitas ibadah puasa selama pandemi:
Bersikap Adaptif.Â
Adalah kemampuan pribadi untuk menyesuaikan diri dengan mematuhi protokol kesehatan. Kemudian kepatuhan tersebut menjadi kebiasaan baru.
Berlaku Fleksibel.Â
Lentur menyikapi arahan otoritas dalam pelaksanaan ibadah selama pandemi. Misalnya, Shalat tarawih di lingkungan tempat tinggal, dengan menjaga jarak, membawa sajadah sendiri, berwudu di rumah, tidak berkumpul setelah selesai, dan seterusnya.