Selain karena adab dan tabiat makan yang buruk, tatacara penyimpanan bahan makanan yang tidak tepat juga berperan dalam menghasilkan sampah sisa makanan.
Dalam perayaan-perayaan di restoran maupun tempat hajatan sering terlihat orang mengambil makanan sebanyak-banyaknya kemudian menyantapnya hanya tiga empat sendok. Sisanya teronggok sia-sia.Â
Adab semacam itu merupakan salah satu bentuk kerakusan yang juga dipicu rasa takut kehabisan makanan.Â
Singkatnya disebut: serakah tanpa peduli sesama.
Ada juga mereka yang memiliki kebiasaan menyisakan makanan dalam piring. Kebalikan dari kasus di atas, mereka enggan disebut rakus dan menganggap perlu meninggalkan sisa barang dua tiga sendok.Â
Itu soal kebiasaan makan dari kecil disertai dengan pemahaman keliru perihal makan.
Harapannya, suatu ketika adab dan kebisaan buruk itu musnah.
Sebaliknya, ada orang-orang yang demikian disiplin dan memiliki rasa kasih sayang kepada makanan, mencerminkan rasa syukur atas pemberian Tuhan.Â
Mereka mengambil makanan secukupnya lalu menyantapnya hingga takbersisa. Kalaupun kurang, tinggal tambah.
Sebagian lagi demikian mahir mengolah-ulang hidangan tersisa menjadi olahan lain yang mengundang selera.
Tentang alih bentuk hidangan tinggalan, selengkapnya dapat dibaca di sini.
Selain melakukan tindakan terpuji dan alih bentuk olahan, tatacara penyimpanan bahan makanan secara benar juga bisa mengurangi makanan tersisa.
Saat ini sudah ada lemari pendingin untuk menyimpan berbagai jenis bahan makanan, dari mulai daging, ikan, telur, buah-buahan, sayur-mayur, dan sebagainya.Â
Tempat penyimpanan bersuhu 0-10 derajat C ini dirancang agar bahan makanan tetap segar.
Namun kesalahan prosedur dalam penyimpanan akan menyebabkan bahan makanan menjadi rusak, kemudian terbuang sia-sia berupa sampah sisa makanan.
Bagaimana sebaiknya prosedur penyimpanan bahan makanan dalam kulkas (refrigerator) atau chiller dan freezer?
Penyimpanan di Refrigerator
Chiller untuk restoran bersuhu lebih rendah daripada kulkas, tapi harganya terlalu mahal.Â
Untuk keperluan rumahan, cukup menggunakan kulkas (refrigerator) bersuhu sekitar 1-5 derajat Celcius yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri pada makanan.
Kemudian ketahanan bahan makanan yang disimpan dalam kulkas memiliki batas simpan dalam jangka waktu tertentu, dipilah sebagai berikut:
- Keju: 1 bulan
- Mentega: 1-3 bulan
- Telur: 3-5 minggu
- Daging, ikan, ayam mentah: 1-2 hari
- Daging, ikan, ayam matang: 2-4 hari
- Kue: 2-3 hari
- Sup/masakan berkuah: 2-4 hari
- Buah: 3-5 hari
Penyimpanan di Freezer
Freezer, bersuhu lebih rendah dibanding refrigerator, sehingga bahan makanan beku dapat tersimpan lama. Durasi penyimpanan beberapa bahan makanan dalam freezer bersuhu di bawah -18 derajat Celcius, adalah:
- Ayam dan daging mentah: 6-9 bulan
- Buah: 6 bulan
- Mentega: 6-9 bulan
- Ikan mentah: 6 bulan
- Ayam dan daging yang sudah dimasak: 4 bulan
- Hamburger: 3-4 bulan
- Kue dan roti: 3 bulan
- Es krim: 2 bulan
- Sup/masakan berkuah: 2-3 bulan
Freezer di dalam kulkas rumahan umumnya bersuhu tidak sedingin freezer untuk penggunaan komersial, sehingga disarankan tidak menyimpan bahan makanan terlalu lama.
Sebaiknya bahan makanan disimpan kurang dari sebulan.Â
Menurut pengalaman di restoran, daging dan ayam mentah yang dibekukan lebih dari satu bulan cenderung "tidak juicy", kendati masih layak dimakan. Rasanya kering (sepa/keras) yang hanya bisa diakali rasa dengan bumbu melimpah.
Memanfaatkan Kaidah FIFO
First in First out (FIFO) adalah metode dalam akuntansi yang digunakan untuk mengelola persediaan barang.
Dalam manajemen restoran, kaidah FIFO diterapkan dengan cara, barang yang pertama kali masuk (disimpan) akan diolah terlebih dahulu.Â
Metode ini pun bisa diaplikasikan secara sederhana dalam kepentingan rumah tangga.
Bahan pangan sebaiknya dibersihkan (trimming) dan dicuci terlebih dahulu, bila memungkinkan. Hal itu demi menghindari kontaminasi dari bakteri pembusuk yang melekat pada partikel yang tidak bersih.
Daging, ayam, ikan, dibungkus plastik atau ditempatkan dalam kontainer food grade. Demikian pula bahan lainnya.Â
Tujuannya untuk menjaga kesterilan dan agar mudah ditandai tanggal masuknya dengan stiker yang dibubuhi tanggal perolehan pada bungkus plastik atau kontainer tersebut.Â
Bisa juga ditandai dengan spidol anti luntur pada plastik pembungkusnya.Â
Untuk bahan fast moving, semisal sayuran dan buah, bisa ditandai atau tidak, tapi harus diingat mana yang akan diolah/dikonsumsi terlebih dahulu.
Bahan makanan lebih lama didahulukan diolah. Bila ada tambahan bahan baru, maka yang berumur lama ditempatkan pada bagian paling luar. Demikian seterusnya.
Kesimpulan
Mengidentifikasi umur simpan masing-masing bahan makanan dan makanan amatlah penting agar bisa mengatur penyimpanannya.
Penyimpanan dikelola dengan menggunakan metode First in First out (FIFO), bahan yang lebih dulu datang akan diolah lebih dulu.
Jadi, kaidah FIFO dapat dimanfaatkan demi memangkas atau mengurangi sampah sisa makanan yang terbuang sia-sia akibat bahan makanan tidak bergulir secara bergilir.
Semoga bermanfaat.
Sumber rujukan:Â 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H