Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita adalah Satu, di Mana Ada Dikau Akupun di Situ

21 November 2020   05:57 Diperbarui: 21 November 2020   06:09 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Messan Edoh dari pixabay.com

Bayangmu riang melompati buih-buih gelombang medeburkan debar rindu lautan pilu.

Kita adalah lautan dibanding pegunungan.

Aku menyelami buku sunyi berlentera api unggun.
Dikau mengejar ombak berlarian mengikuti drama Korea.
Aku menghayati musik klasik, tubuhmu berjingkrak diiringi musik elektronik.

Namun kita adalah satu: di mana ada dikau, aku pun di situ.

Dikau diriku dipertemukan kembali, karena pada masa lampau kita adalah soulmate.

Kamu terbahak takpercaya, membuatku lenyap bersama Ted Andrews menyelami 'Uncover Your Past Lives'.

Meskipun berlawanan kata, ke pantai aku turut serta kendati dikau enggan diajak ke gunung.

"Capek naiknya," kilahmu.

Ya sudah, aku kini menemui pantai menyusuri ingatan bergulung-gulung di atas buih-buih gelombang.

Kredo mengisyaratkan: kita adalah satu, di mana ada dikau aku pun di situ.

Pada waktunya kelak kita pasti bersatu di tempat terindah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun