Air dalam botol diminumnya. Sisanya disiramnya ke sekeliling perutnya yang membuncit. Wanita itu menarik napas dan mengejan. Makhluk mungil keluar dari rahimnya dengan lancar, tanpa pertolongan siapapun.
Padahal sebelumnya Dokter menyarankan operasi caesar. Usia wanita itu 42 tahun ketika mengandung benih dari hasil penikahannya. Saat itu suaminya tidak cukup uang untuk biaya operasi.
Syahdan, suaminya risau memikirkannya. Ia pun berjalan kaki pulang ke rumah. Pikirannya melanglang bingung saat seorang kakek menyeru.
"Sini Nak! Air ini untuk istrimu agar diminum dan disiram kepada kandungannya."
Kakek berpakaian serba putih itu sepertinya bisa membaca kegundahan hati suaminya.
Selanjutnya terjadi peristiwa di atas, persis seperti diceritakan oleh seorang wanita penjual nasi uduk dan gorengan di perkampungan belakang kompleks.
***
Lebih dari dua puluh tahun sejak menikah pasangan tersebut belum dikaruniai momongan. Katanya, tanda-tanda kehamilan muncul setelah wanita itu bersedekah kepada musafir.
Bu Santi, demikian orang memanggilnya, menamakan putranya Aldino, singkatan dari "Alhamdulillah Dia Nongol".
Satu tahun setelah kelahiran Aldino, ia menjadi anak yatim, ditinggal pergi untuk selamanya oleh Ayahnya.
Kehidupan mesti berlanjut!