Pertama kali memasuki dunia kerja, Saya mengindra kantor cabang baru, bangunan baru, furnitur baru, peralatan baru, Â komputer baru dan pesawat telepon tetap baru.
Saya bersama 3 officer lainnya masing-masing mendapatkan seperangkat kursi, meja 1/2 biro, pesawat telepon, dan sebuah komputer desktop. Brand new! Masalahnya, Saya tidak menguasai kaidah penggunaan komputer.
Awal dekade 90'an banyak orang yang masih gagap komputer. Pengolah kata menggunakan Wordstar (WS). Perangkat lunak penghitungan menggunakan Lotus123 dan Quattro. DBase, Foxpro untuk mengolah data.
Berita baiknya, saat itu Saya belum berwenang menyalurkan kredit. Sebagai funding officer, yang bertugas menggalang simpanan dana dan memperbanyak basis nasabah, belum perlu surat menyurat dan menghitung.
Pekerjaan kertas tersebut kelak diperlukan saat menjadi account officer (AO).
Menyongsong kemungkinan itu, Saya belajar kepada kolega yang mengikuti kursus komputer. Juga bertanya kepada programmer yang menangani maintenance sistem IT.
Dalam waktu tidak terlalu lama, Saya bisa --meski tidak mahir-- menjalankan program pengolah kata, spreadsheet, database, dan sedikit bahasa Basic. Pokoknya sudah cukup layak untuk melakukan pekerjaan kantor.
Keingintahuan kian menjadi-menjadi. Saya pun mempelajari bidang back office (sundries, pembukuan, penatalaksanaan akun kredit) dan sedikit mengenai HRD.
Kelak pengetahuan dan kemampuan itu menjadi kekuatan dalam bidang usaha lain. Barangkali itu juga yang membuat Saya menjadi generalis
Setelah melampaui pelatihan-pelatihan kredit, pekerjaan bertambah. Soliciting nasabah yang membutuhkan kredit, menganalisa bisnisnya, perhitungan rasio-rasio keuangan, menyusun proposal, dan mempresentasikannya secara sirkular (mendatangi meja masing-masing) kepada komite kredit (CC).
Dalam pemberian kredit sampai batas tertentu, presentasi proposal hanya sampai kepada senior officer dan kepala cabang. Melewati batas itu, harus mendapatkan persetujuan CC Kantor Pusat.