Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tagar "JanganMudikDulu", Seruan agar Pandemi Tidak Meluas

21 Mei 2020   03:11 Diperbarui: 21 Mei 2020   03:28 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula di Wuhan, virus corona menyebar cepat lalu menjadi pandemi yang menyerang umat manusia di hampir seluruh dunia. Di Indonesia sejak awal bulan Maret telah ditemukan kasus Covid-19 yang kemudian berkembang pesat menjadi 19.189 kasus (20 Mei 2020 pukul 15:56).

Perkembangan kasus Covid-19 sangat cepat, dimana WHO memperkirakan satu penderita Covid-19 akan menjangkiti 2-3 orang lain. Maka penyakit ini demikian sangat menular kendati masih dalam tahap awal infeksi. Bahkan belakangan diketahui adanya pembawa (carrier) virus corona tanpa gejala (asimtomatik) yang berpotensi menularkan kepada segala lapisan umur.

Menimbang hal tersebut, Presiden Jokowi melarang masyarakat agar tidak mudik demi mencegah penularan virus corona ke kampung halaman.

Namun realitas menunjukkan hal berbeda, himbauan dan kemudian larangan mudik tidak diindahkan oleh sebagian masyarakat.

Menjelang bulan Ramadan, sudah mulai terjadi pergerakan mudik. Bahkan semakin mendekati lebaran arus manusia ke kampung halaman kian mengalir meskipun sudah dibuat barikade pada pintu-pintu keluar wilayah PSBB. Belakangan, berita terkait pemudik yang disuruh memutar balik dan yang kepergok mudik --dengan cara tidak umum-- oleh aparat selalu muncul di media setiap  hari.

Bagaimanapun mudik telah menjadi tradisi tahunan yang tidak bisa dihindarkan. Selama satu tahun merantau di kota lain, mudik pada lebaran menjadi ajang pelepasan rindu kepada kampung halaman. Ditambah dampak pandemi yang telah membuat sebagian orang terlempar dari pekerjaannya. Selain merupakan tradisi tahunan, maka mudik juga menjadi jalan keluar dari ketiadaan pekerjaan di perantauan.

Tak pelak "kebandelan" untuk ngotot mudik tersebut memunculkan #JanganMudikDulu sebagai ajakan dan ekspresi kekesalan warganet melalui media sosial, seperti tangkapan layar berikut:

Dokpri: Tangkapan layar Twitter
Dokpri: Tangkapan layar Twitter
Sebelumnya, muncul video parodi "Jangan Mudik Dulu" yang dimuat di akun Instagram @ucup_jbsklaten, warga Klaten, berkisah tentang seorang ibu yang melarang keinginan anaknya untuk pulang mengingat risiko penularan Covid-19 meski terlihat sehat. Pembuatan video itu dilatarbelakangi oleh kekhawatiran penyebaran Covid-19 jika pemudik pulang kampung.

Diperkirakan pergerakan massa dari kota ke kampung halaman dan sebaliknya merupakan salah satu potensi penyebaran virus corona. Kerumunan manusia dalam perjalanan mudik yang tidak saling menjaga jarak dan tidak mematuhi protokol kesehatan tersebut pada akhirnya akan meluaskan penyebaran virus corona ke berbagai daerah.

Oleh karenanya, pemerintah bekerja keras agar pergerakan tersebut bisa dihambat dengan segala cara. Seluruh komponen masyarakat diharapkan ikut terlibat dalam mengajak dan mengedukasi masyarakat lain untuk tidak mudik, salah satunya dengan seruan atau ajakan #JanganMudikDulu melalui media sosial agar penyebaran pandemi tidak meluas.

Rasah mulih le, penting duite mulih


("Nggak usah pulang nak, yang penting uangnya pulang")

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun