Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ingatan Kelam Mei 1998

13 Mei 2020   19:07 Diperbarui: 13 Mei 2020   19:06 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerusuhan massa yang diwarnai aksi perusakan dan pembakaran bangunan dan kendaraan bermotor melanda Jakarta, Rabu (13/5/1998). Kerusuhan bermula dari kawasan di sekitar Kampus Trisakti, Jalan Daan Mogot, Jalan Kyai Tapa, Jalan S Parman. Menjelang sore aksi perusakan dan pembakaran meluas ke kawasan Bendungan Hilir, Kedoya, Jembatan Besi, Bandengan Selatan, Tubagus Angke, Semanan, Kosambi. Perusakan dan pembakaran tak terhindarkan, sehingga langit Jakarta menjadi kelabu penuh asap. Api berkobar ketika sebuah truk sampah jadi sasaran pembakaran oleh para perusuh di Jakarta.(Kompas/Arbain Rambey)

Malam mencekam, kendaraan perang cengkeram jalanan, laskar bersenapan tanpa sangkur melintas di atas tubuh-tubuh terbujur.

Sepatu lars berderap menyesap asap dari tembok-tembok gosong dan pintu-pintu toko menganga kosong melompong.

Gerbang-gerbang rumah terpentang ditendang pekik kebencian badai manusia, merampas jiwa raga tiada daya menyisakan kepiluan beraroma kematian.

Demi berahi tirani, sang angkara kobarkan ihwal rasial korbankan saudara sebangsa setanah air.

Mungkinkah kebencian dan iri dengki musnah dari bumi pertiwi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun