Setelah turbulensi politik tahun 1998, menjamurlah "kafe tenda" yang populer di kalangan petualang kuliner, di antaranya di kawasan Semanggi dan Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta Selatan.
Karena kantor tempat saya bekerja sedang "tiarap" --biasanya berbisnis berdasar koneksi dengan salah satu menteri-- saya pun punya cukup keleluasaan terjun dalam keriuhan itu, dengan turut mendirikan kafe tenda di Lapangan Parkir Timur Senayan.
Untuk pertama kalinya, Saya terjun di usaha Food & Beverages (F&B) alias penjualan makanan dan minuman.
Saat pertama mendirikan warung (istilah lugas dari kafe tenda) timbul kegamangan tentang jenis masakan yang akan dijual, penataan bangunan, penamaan dan tetek-bengek pengolahan kuliner.
Para pesaing adalah kafe tenda dengan pemilik bermodal kuat. Dimahfumi, mereka umumnya artis atau pengusaha yang membangun tempat secara bagus dengan menu setara restoran, menawarkan aneka masakan Indonesian, Chinese, Western, Italian.
Berbeda dengan saya, yang merakit warung dari hasil melego sedan tua, memicu adrenalin dengan investasi cekak berharap keuntungan layak.
Menyikapi itu, saya fokus pada penjualan minuman dengan sedikit makanan pendamping. Maka di dalam menu tertera lebih banyak minuman hasil olahan kopi, teh, milk-shake, juice dan minuman botol. Serta sedikit makanan pendamping berupa pisang cokelat dan beberapa medium food (seperti mie rebus dan mie goreng serta nasi goreng).
Tidak sengaja kegiatan mengguncang-guncang shaker menjadi atraksi yang menarik bagi pengunjung. Karenanya, minuman itu menjadi salah satu pilihan laris.
Paling laku adalah minuman coffee shake, yakni racikan susu, gula cair dan campuran kopi tertentu. Rasanya demikian unik, sehingga ada pemilik kafe tenda lain berusaha mengimitasi, bahkan membuat racikan dicampur minuman beralkohol. Namun tetap tidak mampu menandingi rasa.
Primadona lainnya adalah pisang coklat, yakni sepotong pisang bertabur coklat dibungkus kulit lumpia lalu digoreng. Sebetulnya bukan jenis kudapan baru, tetapi saya menggunakan pisang tanduk yang khusus dipesan dari Bogor. Rasanya lebih legit dibanding pisang coklat lainnya.