Komentar sesudahnya adalah ucapan yang sinistik dan sarkastik: "Ooh begitu ya.....hmmm.....jadi lebih mementingkan mobil dibanding aku? Jadikan saja ia kekasihmu! Mulai saat ini aku bersumpah tidak akan mau lagi menumpang mobil itu...!!!". Sejak saat itu aku berganti mobil.
Besok pagi sekali Novi mengajakku --tentu saja dengan intensi yang tak bisa ditawar seperti biasa-- melakukan perjalanan ke kampung halaman. Letak tanah kelahiran kami cukup dekat, hanya membutuhkan waktu sekitar empat puluh menit saja perjalanan menaiki mobil baru. Ya, Novi dan aku berasal dari kota yang sama.Â
Novi hendak merayakan ulang tahun bersama saudara kembarnya yang dikasihinya, Nova.
Mereka lahir nyaris bersamaan. Tentu saja tabiatnya sangatlah identik dan sama-sama bertindak posesif. Perangai dalam mencintai pasangannya amatlah berlebihan, mendominasi dan merasa sebagai barang hak milik hingga tidak boleh diganggu gugat oleh orang lain. Aku tahu persis mengenai karakter itu.
Perbedaannya hanya bersifat fisik. Nova berambut panjang, lebih feminim sebagaimana wanita umumnya, lebih tenang dan lembut. Ada saatnya sikap feminim dalam kembutan telah membuat hatiku terpikat. Pada saat itu, sebelum pergi merantau merayapi karir, aku berpamitan kepadanya: "Sayang, kelak setelah kembali, aku berjanji akan segera datang untuk melamarmu untuk menjadi istriku".
Malam ini aku susah menidurkan diri. Dan teramat sangat berharap diriku menjelma menjadi jin kartubi, berubah bentuk serupa asap putih kemudian masuk ke botol dan bersemayam di dalamnya sampai hari akhir nanti.
~~Selesai~~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H