Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menitip Harapan pada Susunan Kabinet Kerja Jilid II

18 Oktober 2019   10:27 Diperbarui: 18 Oktober 2019   10:35 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dus pelaksanaan kerja yang memerlukan pengawasan agar tidak melenceng dari tujuan yang telah ditentukan, kalaupun terjadi bias dalam aplikasi segera dilakukan modifikasi atau koreksi. Itulah dinamika di dalam suatu korporasi swasta. Suatu sistem mental berproduksi yang "dipaksa" oleh para pemangku kepentingan perusahaan yang biasa disebut: dewan komisaris, dewan direksi, auditor, kepala divisi, kepala cabang, manajer, staf sampai kepada pelayanan pembersih.

Mental meraih tujuan yang tidak dipunyai oleh segelintir oknum pegawai pada sebuah negara yang disebut Republik Indonesia. Terbentuk selama berdekade adalah serangkaian mental: baca koran, ngopi, leyeh-leyeh, mangkir diam-diam, asal bapak senang, sibuk dengan nyinyir, kebijakan dadakan demi syahwat politik dan sederetan contoh nyata.

Pada masa kepemimpinan Joko Widodo - Ma'ruf Amin tahun 2019-2024 diharapkan terpilih susunan Kabinet Kerja Jilid II, yang seyogyanya diisi oleh orang-orang yang profesional, mereka yang bermental korporasi. Bukan mereka yang berkepentingan politis.

Kemudian, menteri-menteri tersebut diharapkan mampu menularkan kerja nyata dan kerja keras kepada Direktur-direktur Jenderal, Kepala Kantor, Kepala Bagian, Kepala Seksi dan aparatur.

Mental untuk menjalankan korporasi raksasa bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia secara bersama, sehingga tujuan yang ditetapkan di dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dapat dicapai.

Maka kelak di kantor-kantor pemerintah --tempat ibu muda ASN pengendara mobil mungil berwarna abu-abu itu berkarya--- mudah ditemui bukan hanya tukang kebun berstatus honorer yang lebih rajin menyiram tanaman setiap pagi hingga kembang kol menjadi subur.

Sebagai remahan debu yang turut membangun negeri ini, berharap sebutir pajak yang telah saya bayarkan dimanfaatkan untuk perihal tidak sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun