Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jum'at yang Keramat

30 Agustus 2019   13:07 Diperbarui: 30 Agustus 2019   13:09 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sekali-kali karaokean di tempat bagus, sekaligus tempat hiburan yang lengkap. Eh... ceweknya bagus-bagus dan muda lho, paling tinggi berusia 25 tahun. Hahahaha....". terang Yuandi begitu tiba di parkiran yang berisi mobil-mobil mahal. Biasanya mereka dijamu di cafe dangdut yang tersembunyi di sekitar kabupaten tempat mereka bekerja dan berakhir pergumulan birahi dengan wanita pemandu tamu berpupur tebal. Berbeda dengan di tempat megah ini yang menyediakan banyak gadis muda berdandan secara alami, cantik segar manja ingin segera memeluk dada kencang itu. Seringai nafsu seketika berkembang pada muka-muka korup penikmat uang haram yang sepertinya tidak merasa sedikipun berdosa.

***

"Mereka sudah pergi. Baru saja sekitar setengah jam lalu pergi berombongan, tak ada info kemana. Tidak ada satupun telepon genggam yang bisa dihubungi, mungkin sengaja dimatikan...!!!" seru seorang anggota kepada seseorang yang dianggap pimpinan.

"Sudah, biarkan saja. Mungkin mereka sedang melakukan survei ke lokasi yang sulit dijangkau oleh sinyal seluler. Sekarang segera geledah kantor ini!!!" perintah pria bertubuh atletis, yang rupanya komandan regu penyidik itu di jalan depan kantor Unit Lelang Pengadaan barang dan jasa yang telah diblokir.

"Tenang saja! Saya sudah kirim surat ke pihak imigrasi untuk mencegah Pak Yuandi beserta keluarganya pergi ke luar negeri. Semua rekening yang mereka miliki telah dibekukan berdasarkan surat perintah penyidikan ini, dia pasti akan kembali atau setidaknya menghubungi Bank jika ada masalah dengan transaksi" lanjutnya.

Siang itu, setelah melaksanakan ibadah sholat Jum'at secara berjamaah,warga dikejutkan dengan kemunculan sejumlah penyidik bergerak serentak melakukan penangkapan besar-besaran di Kabupaten kecil itu. Menyegel, menyita dokumen-dokumen dan setumpukan uang dari ruang ke tiga orang Kepala Bidang Sarana dan Prasarana. Kantor Yuandi yang terletak tidak jauh dari komplek perkantoran Pemerintah Daerah juga digeledah dan disegel. Yuandi diperkirakan menjadi terduga utama dengan melakukan serangkaian penyuapan dalam bentuk pemberian commitment fee demi menggiring perolehan proyek pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun