Mohon tunggu...
Budi Karmawan
Budi Karmawan Mohon Tunggu... -

Dokter Gigi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Insentif Berkeadilan, Solusi Peningkatan Mutu Layanan BPJS

26 Juni 2014   16:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:48 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


  • Memperbaiki mutu penulisan rekam medik.


  • Dan bagaimana pula dengan nasib dokter spesialis yang merupakan ujung tombak layanan di RS? Dengan tarif INA-CBGs yang berlaku saat ini berpotensi menurunkan pendapatan sebagian besar dokter spesialis di RS. Padahal beban kerja dokter spesialis juga semakin bertambah. Harus dicarikan solusi yang tepat agar tidak terjadi demotivasi dan penurunan kualitas pelayanan dokter spesialis.

    Dari semua uraian diatas, kita lihat bahwa semua persoalan tentang BPJS, baik mutu pelayanan maupun perilaku para tenaga kesehatan berujung pada besaran insentif atau imbalan jasa. Hal ini wajar karena mereka juga manusia. Penulis mendukung niat dari pemerintah untuk mulai mengatur remunerasi dan menaikkan insentif bagi tenaga kesehatan. Tetapi yang ingin penulis ingatkan adalah tentang tujuan yang ingin dicapai bagi pemberian insentif itu sendiri.

    Tujuan utama dari insentif adalah memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada para tenaga kesehatan untuk bekerja lebih bersemangat, lebih disiplin, lebih efisien dan lebih bertanggung jawab. Insentif merupakan penghargaan yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar prestasi yang telah ditentukan. Standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif.

    Standar prestasi berdasarkan kuantitatif dapat diukur berdasarkan beban kerja, jumlah kunjungan, dll. Pada prinsipnya, yang bekerja melebihi standar, seharusnya mendapatkan insentif yang lebih besar.

    Standar prestasi berdasarkan kualitatif dapat diukur berdasarkan tingkat kepuasan pasien, efisiensi kerja, mutu pelayanan, dll. Pada prinsipnya, mutu pekerjaan yang lebih baik, seharusnya mendapatkan insentif yang lebih besar.

    Apabila insentif diberikan secara given, maka tujuan pemberian insentif itu sendiri tidak akan memberikan perubahan atau peningkatan kinerja seperti yang diharapkan.

    Perhitungan insentif, parameter dan indikatornya memang rumit dan harus ditemukan formula yang pas dan memenuhi rasa keadilan bagi semua pihak. Jangan sampai keliru menetapkan perhitungan insentif yang dapat menimbulkan imbas balik negatif dan demotivasi.

    Bagaimana penerapannya untuk tenaga kesehatan yang melayani pasien BPJS? Kita serahkan kepada para ahlinya yang sedang mengutak ngutik angkanya. Pesan saya hanya satu, prinsip equity (keadilan) dan transparansi harus ditegakkan.

    Contoh :

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun