Mohon tunggu...
Budi Iskandar
Budi Iskandar Mohon Tunggu... -

Pemerhati lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Money

Persaingan Bisnis Sukhoi

17 Mei 2012   23:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:10 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sukhoi saat ini memiliki 170 pesanan di seluruh dunia, dan Pabrik Sukhoi tetap akan memproduksi hingga 1.000 Superjet, khusus untuk bisnis Penerbangan kelas menengah, yang saat ini sedang booming di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Sukhoi Superjet adalah jenis pesawat jarak menengah yang paling kompetitif, dengan kapasitas hingga 100 penumpang dan jangkauan jarak tempuh 4.500 kilometer. Itulah sebabnya mengapa Sukhoi banyak peminatnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang notabene adalah negara kepulauan. Namun dengan adanya kecelakaan Sukhoi Superjet 100, jelas-jelas Sukhoi memiliki alasan untuk khawatir, karena seperti halnya kecelakaan Tu-144 di Le Bourget. Pesawat itu tidak pernah lagi mendapatkan kepercayaan dari pembeli asing.

Ironisnya, pada bulan Februari 2012 lalu, Superjet Sukhoi 100 menerima Sertifikat tipe dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA). Maskapai penerbangan biasanya sangat pragmatis, karena hal seperti ini adalah wajar dalam dunia bisnis, apabila jenis pesawat yang akan dibeli mengalami kecelakaan tragis, opini publik dapat menghasilkan dampak pembatalan pembelian secara sepihak.

Kartika Airlines, perusahaan penerbangan Indonesia, adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang membeli Superjet. Pengiriman pertama rencananya pada bulan September mendatang. Namun setelah kecelakaan Sukhoi, Kartika Airlines saat ini menunda pemesanan 30 pesawat Sukhoi. Sama halnya dengan Kartika Airlines, Sky Aviation yang telah mencapai kesepakatan untuk membeli 12 pesawat Sukhoi, sampai saat ini juga belum memberikan pernyataan resmi terkait status pesanan mereka.

Begitu juga dengan rencana pembelian 130 unit pesawat Sukhoi Superjets dari Spanyol dan Thailand juga belum jelas, ini merupakan sinyal bahwa mereka juga akan membatalkan Pembelian Sukhoi. Di segmen pasar ini, Sukhoi adalah pesaing, karena jenis pesawat lain dengan spesifikasi yang sama tapi harganya lebih mahal, seperti halnya Embraer E-Jets buatan Brasil, Bombardier CSeries buatan Kanada, ARJ21 buatan Cina, An-148 dan Tu-334 buatan Rusia, serta Mitsubishi Regional Jet buatan Jepang.

Kecelakaan Sukhoi di Indonesia adalah publisitas buruk dan bencana bagi Industri penerbangan Sukhoi, Sukhoi akan mengalami kesulitan untuk memasarkan pesawat-pesawatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun