Stunting dalam istilah sederhana kekurangan gizi bagi anak, dampaknya mempengaruhi fungsi otak  bahkan dalam jangka panjang bisa menghambat tinggi badan.
Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak.
Kurang gizi bukan berarti kurang makan terkadang anak yang makannya berlebihan namun yang dimakan tidak bergizi menyebabkan anak mengalami Stunting.
Indonesia termasuk negara yang memiliki persentase cukup besar anak yang mengalami Stunting. Hasil survei kementerian Kesehatan tahun 2022 angka penderita Stunting mencapai 21,6% di Seluruh Indonesia.
Angka yang cukup tinggi sangat disayangkan terjadi di negara Indonesia yang terkenal dengan salah satu negara pertanian terbesar di Dunia.
Stunting menjadi persoalan besar yang sampai saat ini belum terlihat aksi nyata dan menyeluruh dan tepat sasaran dalam upaya pencegahannya.
Masih sering terlihat hanya sebatas himbauan dan slogan dari kepala daerah yang terpampang di tepi jalan namun tidak berpengaruh apa-apa.
Lantas bagaimana upaya yang harus dilakukan agar masalah Stunting bisa diatasi ?
Secara sederhana mungkin mengatasi Stunting bisa dilakukan dimulai dari kantin sekolah.
Sekolah menjadi tempat bagi anak menghabiskan waktunya hampir setiap hari, sehingga kebutuhan asupan makanan sebagian besar di dapat dari belanja makanan di kantin sekolah.
Maka memperbaiki kualitas makanan yang ada di kantin sekolah akan berdampak dari gizi yang akan diterima tubuh anak.
Beberapa sekolah yang pernah saya lihat di sekitaran tempat tinggal saya Kotapinang kabupaten Labuhanbatu Selatan bahkan ditempat saya mengajar sendiri masih tersedia jajanan yang kurang sehat.
Seperti berbagai jajanan mie instan, minuman menggunakan pemanis buatan, berbagai jajanan terbuat dari tepung dan santap dengan tambahan saus yang kadar gizinya sangat memprihatinkan.
Kita sangat merindukan Kantin sekolah menjual makanan sehat namun tidak mahal seperti makanan tradisional seperti pecal, aneka olahan tahu tempe, berbagai jenis buah, serta minuman-minuman yang tidak menggunakan pemanis buatan.
Namun ini tidak mudah karena pedagang di kantin sekolah akan menjual dagangan tentunya harga murah dan praktis tentunya juga yang laris di cari anak-anak.
Hal ini sebaiknya menjadi perhatian pemerintah dengan membuat kebijakan bagi sekolah untuk tidak menjual aneka makanan yang tersebut diatas tadi.
Pernah memang dibuat peraturan untuk kantin sekolah menjaga menu makanan tapi terkesan formalitas dan bersifat tidak mengikat.
Mengingat kesehatan anak begitu penting membuat sebuah peraturan yang mendukung pencegahan Stunting sudah layak untuk di buat Peraturan Daerah oleh Daerah ataupun peraturan berbentuk undang-undang.
Menentukan standar makanan yang boleh dijual di kantin sekolah harus menjadi perhatian karena terkadang dari rumah tidak semua orang tua memberikan bekal makanan kepada anak-anaknya.
Memperbaiki kualitas makanan di Kantin sekolah bisa menjadi langkah kecil yang berdampak besar terhadap penaggulangan Stunting bagi generasi masa depan bangsa.
Generasi masa depan bangsa Indonesia harus kita selamatkan mengingat persaingan di masa depan akan semakin lebih ketat bahkan bisa membahayakan kalau sumber daya manusia kita tidak bisa mengimbangi.
Mari kita cegah Stunting dari keluarga kita sendiri, anak-anak kita dan tentunya menyarankan membeli makanan yang sehat saat mereka berada disekolah.
Semoga ke depan angka yang mengalami Stunting bisa terus di tekan pemerintah kita, generasi sehat generasi bebas Stunting.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H