Perjalanan kehidupan seseorang sering di ibaratkan seperti tangga di mana proses menuju kemapanan memerlukan perjuangan seperti menaiki anak tangga.
Melihat tangga sebagai alat bantu menuju puncak tertinggi dari tempat dimana kita berdiri, mencerminkan tahapan-tahapan langkah demi langkah untuk kita berpindah dari tempat terendah menuju tempat tertinggi.
Mari kita perhatikan proses saat kita menaiki tangga, butuh kehati-hatian butuh konsentrasi bahkan butuh tenaga berjuang menopang beratnya badan.
Saat naik begitu sangat melelahkan sama halnya dengan saat turun menyusuri tangga kalau hati-hati bisa selamat sampai kebawah namun lengah sedikit celaka akibatnya.
Menaiki anak tangga sama halnya dengan proses menggapai kesuksesan hidup baik dalam kehidupan keluarga yang bahagia, prestasi pekerjaan dan lain sebagainya.
Mari kita sedikit melihat beberapa orang hebat di negeri ini membangun kesuksesan bertahun-tahun namun hancur seketika karena kelengahan dan kegagalan berpikir tanpa menggunakan logika.
Begitu juga dalam mencapai puncak kebahagiaan dalam keluarga butuh kehati-hatian dan ketelitian terkadang masih anak tangga yang pertama kita sibuk memikirkan memulai melangkah atau tidak.
Di saat mulai berjalan ibaratkan setengah menjalani anak tangga kehidupan kita sering mulai goyang bahkan sebagian jatuh menimbulkan kehancuran.
Begitulah kehidupan ibarat seperti tangga di saat kita berjuang mati-matian menghancurkan dan melawan segala rintangan di saat puncak prestasi kita lengah dan turun kembali ke dasar seperti sedia kala.
Beberapa pejabat hancur karena korupsi, bertahun-tahun membangun prestasi, dunia artis kehilangan popularitas bertahun-tahun mencoba berbagai peran, begitu juga persoalan jatuhnya beberapa orang terkenal yang tadinya memiliki prestasi yang luar biasa.