Tidak terasa lebaran Idul Fitri sudah hampir sepekan kita jalani, hiruk pikuk mudik yang begitu luar biasa bertahap akan mengalami arus balik dimana kemungkinan puncaknya hari Minggu 8 Mei 2022 esok.Â
Silaturahmi ke kampung halaman yang dilakukan menjelang lebaran kemarin menjadi penghapus dahaga dua tahun tanpa ada mudik lebaran akibat pandemi covid 19 yang melanda.
Mudik tahun ini di sambut suka cita dan begitu luar biasa arus kendaraan yang berlalu lalang menuju kampung halaman.
Setelah mudik selanjutnya kembali dari mudik atau arus balik biasanya menjadi kebiasaan yang sama ramainya dengan mudik yang dilakukan kemaren.
Arus balik dari mudik biasanya di ikuti dengan persoalan begitu banyaknya saudara-saudara dari kampung halaman, maupun kerabat yang ikut kekota untuk mengadu nasib mencari pekerjaan.
Arus urbanisasi tidak akan terbendung karena sudah menjadi kebiasaan jika ada saudara dari kota yang pulang kampung saat kembali akan ada saudara yang ikut kekota terkadang sekedar hanya untuk sementara waktu atau bahkan ada yang tinggal untuk menetap.
Melihat kesuksesan para pemudik yang pulang kampung mengesankan dan menginspirasi sebagian saudara sekampung untuk berangkat kekota, dengan harapan mendapat pekerjaan untuk mengubah nasib kehidupan.
Fenomena ini terjadi hampir setiap momen arus balik lebaran idul Fitri terjadi, penambahan jumlah penduduk akan terjadi di setiap kota-kota besar.
Jika pada zaman dahulu biasanya pihak pemerintah melakukan razia KTP dan memulangkan pendatang yang tidak memiliki KTP asal daerah tersebut.
Urbanisasi yang terjadi setelah lebaran idul Fitri sebenarnya memiliki nilai plus dan minus namun saya melihatnya sebenarnya tidak ada masalah karena setiap warga negara Indonesia berhak untuk hidup tinggal dan menetap di manapun dia mau.