Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kejahatan Intelektual Antara Keadilan dan Kecerdasan

28 April 2022   12:33 Diperbarui: 28 April 2022   12:38 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini marak terjadi kasus penipuan dengan media digital. Penipuan yang terjadi berujung terjadinya kasus pemerasan atau bahkan pindahnya isi rekening orang lain ke penipu tersebut.

Yang terbaru warga negara Indonesia mampu membobol dana bansos dari luar negeri. Akhirnya tertangkap dan dimasukkan dalam penjara, begitu juga belakangan sering beredarnya foto atau video tidak pantas di Facebook yang seolah-olah pemilik akun Facebook membagikan video porno tersebut.

Masih banyak kasus-kasus penipuan lainnya yang terjadi dengan handphone sebagai medianya. Dan ini akan selalu terjadi jika ingin memasuki momen lebaran dan tahun baru.

Dimungkinkan karena ingin pulang kampung membutuhkan dana yang besar sehingga beberapa oknum tadi mengambil kerja sampingan sebagai penipu, menghalalkan segala carapun dilakukan. Demi satu tujuan memperoleh uang untuk modal pulang kampung.

Kejahatan yang dilakukan membutuhkan tingkat kesulitan yang luar biasa, dan kemungkinan orang yang melakukan harus memiliki kecerdasan yang luar biasa di bidang tekhnologi.

Jika penipu ini tidak memiliki kecerdasan yang luar biasa mungkin dalam operasi kerjanya akan selalu gagal.

Pertanyaannya mengapa orang-orang seperti ini tidak mendapat tempat dalam pemerintahan. Secara skill sudah teruji dan memiliki pengakuan secara internasional. 

Terkadang miris melihat kenyataan yang terjadi, begitu banyak orang cerdas yang tidak memiliki tempat di negeri ini. Kenapa kita tidak pernah belajar dari pengalaman bagaimana Pak Habibi dulu diberdayakan negara Jerman untuk kemajuan negaranya di bidang teknologi pesawat terbang. Dan dipanggil pulang terjebak dalam pusaran politik akhirnya cita-citanya Indonesia menjadi produsen pesawat beliau bawa sampai ke liang lahat.

Mengapa keadilan terkadang tidak berpihak kepada orang-orang yang memiliki kemampuan, mengapa hanya orang yang pandai retorika dan banyak cerita yang selalu diberikan kesempatan. Bukan orang yang yang berfikir dan memiliki terobosan baru yang diberi kesempatan.

Keadilan dan kecerdasan terkadang tidak sejalan. Namun kecerdasan tidak akan pernah sia-sia. Mutiara didasar lautan akan jauh bernilai di bandingkan karang dipermukaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun