Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nilai Filosofis dalam Bersujud

24 April 2022   00:17 Diperbarui: 24 April 2022   00:21 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan adalah serangkaian pelajaran yang harus dialami untuk dimengerti, terkadang setiap hari ada perbuatan yang kita lakukan memiliki makna yang terdalam untuk kita ambil sebuah pelajaran.

Salah satu dari sekian banyak perbuatan yang memiliki nilai hikmah didalamnya adalah bersujud.

Dalam setiap ibadah sholat sujud menjadi salah satu rukun yang harus kita kerjakan. Terkadang juga untuk mengekspresikan rasa syukur kita, sujud juga bisa kita lakukan dengan spontanitas yang kita tidak sadari dalam melakukannya.

Sujud menempelkan muka kelantai atau titik terendah permukaan bumi, posisinya ini memperlihatkan posisi kepala kita lebih rendah dari tempat keluarnya kotoran kita atau anus.

Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari posisi sujud ini. Saya hanya akan berbagi sedikit saja dan mudah-mudahan ini bermanfaat bagi saya pribadi dan orang yang membaca tulisan ini.

Disaat kita melakukan posisi sujud kepala kita lebih rendah dari pada tempat pembuangan kotoran kita. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwasanya tempat tertinggi dari seseorang yaitu kepala yang selalu dijaga dan memiliki tempat yang mulia dimana mahkota menjadi tempatnya dan akal yang dijadikan sumber untuk berpikir berada disana. Ternyata ada masanya bisa menjadi lebih rendah dari tempat yang paling kotor yaitu anus.

Hal ini mengajarkan kepada kita, jika kepala yang otak menjadi pengisi ruang utama pada kepala jika memproduksi pikiran-pikiran yang tidak baik, memunculkan ide yang tidak baik, atau merencanakan hal-hal yang tidak baik. Maka inilah yang dikatakan kepala bisa menjadi lebih hina dari maaf pantat atau bokong kita.

Maka sujud sudah memberikan pelajaran sekaligus peringatan, lima kali dalam sehari wajib kita lakukan. Mari kita tempatkan kepala kepada singgasana yang mulia bagi setiap orang yang melihat dan menatapnya. Mari kita cegah hal-hal hina yang bisa menempatkan kepala ketitik hina dan terendah.

Sebaik-baik manusia adalah yang terus belajar dan mengambil hikmah dari setiap proses kehidupan. Mari kita perbaiki diri dengan terus melihat nilai-nilai filosofis dari setiap hal yang kita lakukan berulang seperti bersujud.

Salam semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun