Mohon tunggu...
Budi Samangilailai
Budi Samangilailai Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta

saya Budi Samangilailai mahasiswa Ilmu komunikasi Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa"APMD" Yogyakarta, saya suka berinteraksi dengan orang baru dan lingkungan baru, saya suka membaca dan menulis . saat ini saya sedang menyelesaikan tugas akhir jenjang sarjana di Program Studi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Makanan Bergizi Gratis Prabowo: keberpihakan atau pencitraan?

20 Januari 2025   23:03 Diperbarui: 20 Januari 2025   23:03 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Infografis Anggaran Makan Bergizi Gratis PrabowoSumber: iNews.id

Masalah gizi buruk dan malnutrisi merupakan tantangan serius yang dihadapi oleh Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Meskipun Indonesia telah mengalami kemajuan signifikan dalam berbagai sektor pembangunan, ketimpangan sosial dan ekonomi masih menjadi hambatan besar dalam mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Di tengah kesenjangan gizi yang terus membayangi Indonesia, Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini meluncurkan program makan bergizi gratis sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Program ini menjadi sorotan publik, mengingat dampaknya yang potensial dalam mengatasi masalah gizi buruk dan malnutrisi yang masih melanda sejumlah wilayah di Tanah Air. Namun, apakah program ini benar-benar dapat menjadi solusi jangka panjang atau sekadar langkah sesaat untuk meraih popularitas?

Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh pemerintah ini bertujuan untuk menyediakan akses makanan bergizi kepada masyarakat miskin dan rentan. Makanan tersebut tidak hanya mengatasi masalah kelaparan, tetapi juga berusaha memperbaiki kualitas gizi yang sering kali menjadi penyebab utama masalah kesehatan masyarakat. Namun, meskipun program ini memiliki niat baik, penting untuk mempertanyakan sejauh mana solusi tersebut bisa menjadi jalan keluar yang berkelanjutan atau hanya sebuah solusi sementara yang tidak menyentuh akar permasalahan.

Dari sudut pandang ilmiah, gizi buruk dan malnutrisi di Indonesia merupakan hasil dari kombinasi antara pola makan yang tidak seimbang, keterbatasan pendidikan gizi, dan ketidakmampuan sebagian masyarakat untuk membeli makanan bergizi. Dalam konteks ini, pemberian makanan bergizi secara gratis memang dapat memberikan efek positif jangka pendek, namun tidak cukup untuk menciptakan perubahan jangka panjang dalam pola makan masyarakat. Tanpa adanya kebijakan yang mendukung pemberdayaan ekonomi, distribusi pangan yang adil, dan pendidikan gizi yang efektif, program ini berisiko hanya menjadi solusi sementara yang tidak mengatasi akar permasalahan.

Menurut berbagai studi gizi, seperti yang dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pengentasan masalah malnutrisi dan gizi buruk memerlukan pendekatan yang komprehensif, yang tidak hanya berfokus pada penyediaan makanan, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat untuk memahami pentingnya gizi seimbang, peningkatan daya beli melalui peningkatan ekonomi keluarga, serta penguatan ketahanan pangan nasional. Tanpa upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan ekonomi dan memperkuat sektor pertanian lokal yang mampu menghasilkan pangan bergizi secara berkelanjutan, ketergantungan pada bantuan pangan dapat menciptakan pola yang tidak efektif dalam jangka panjang.

Sementara itu, dalam konteks politik dan sosial, kebijakan pemerintah seperti ini sering kali dipandang sebagai upaya pencitraan, terutama menjelang pemilu. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang niat dan tujuan di balik program makan bergizi gratis: Apakah benar-benar untuk kesejahteraan masyarakat, ataukah lebih terkait dengan pencapaian tujuan politik tertentu? Kritik semacam ini perlu menjadi bagian dari diskursus publik, karena hanya dengan evaluasi yang tajam dan objektif program ini bisa berkembang menjadi kebijakan yang benar-benar memberi manfaat jangka panjang.

Di sisi lain, untuk menciptakan dampak yang lebih mendalam, program ini harus diimbangi dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung ketahanan pangan secara menyeluruh. Program pemberdayaan ekonomi, pendidikan gizi yang berbasis pada sains, serta penciptaan lapangan pekerjaan yang mampu meningkatkan daya beli masyarakat menjadi komponen penting yang harus dijalankan secara bersamaan. Hanya melalui kebijakan yang holistik dan sinergis, Indonesia dapat mengatasi masalah malnutrisi dan gizi buruk secara efektif dan berkelanjutan.

Menimbang Antara Harapan dan Realitas

Salah satu harapan utama dari program makan bergizi gratis adalah mengurangi angka stunting dan malnutrisi di Indonesia, yang masih mencatatkan angka yang sangat tinggi di tingkat global. Berdasarkan data dari World Bank dan UNICEF, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi, dengan dampak jangka panjang terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak-anak, serta kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Namun, di balik harapan yang tinggi, realitas di lapangan menunjukkan berbagai tantangan besar dalam implementasi program makan bergizi gratis. Salah satu masalah utama adalah ketimpangan distribusi pangan di seluruh Indonesia. Negara kepulauan yang memiliki 17.000 pulau dan beragam kondisi geografis ini sangat menantang dari sisi distribusi bantuan pangan. Daerah terpencil dan sulit dijangkau seringkali menjadi daerah yang paling membutuhkan, namun juga yang paling sulit untuk dijangkau dengan bantuan. Hal ini menuntut strategi distribusi yang sangat hati-hati dan efisien agar bantuan pangan bisa sampai ke daerah-daerah yang benar-benar membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun