Dengan keluarnya SE mentri pendidikan dan kebudayaan no 1 tahun 2021 tentang Ujian nasional resmi dihapus pemerintah yang notabene sebagai tolok ukur dan pemerataan kualitas pendidikan. Ini menjadi pekerjaan rumah kita semua untuk menentukan arah kemajuan sumberdaya manusia kedepan. Akan terasa sepuluh tahun kedepan lulusan siswa hari ini. Pemerintah mencetuskan bahwa dimasa pandemi sebagai ukuran untuk siswa lulus yang utama.mengacu pada nilai rapor per semester dan ditambah pada nilai sikap, karakter dan ketrampilan .
Ukuran untuk menilai siswa tanpa standar bagi guru sangat berat dalam penilaian namun bukan sebagai kendala melainkan sebagai peluang dan satu satunya jalan yang harus dilewati saat ini guru dalam.menilai siswa. Keaktifan siswa dalam mengirim dan mengomentari tugas yang diberikan oleh guru suatu nilai tambah sebab ukuranya adalah subjektivis setiap guru.
Namun semua cara ini bukan untuk diperdebatkan namun dicari jalan keluar, solusi demi siswa dan kemajuan bangsa sebagai pemikul dan penentu arah bangsa. Nilai bukan satu satunyapenentu anak untuk sukses namun di disisi lain masih ada bakat talenta yang masih bisa dioptimalkan dari siswa. Banyak kisah sukses yang berangkat dari hobi dan mimpi besar dari setiap orang yang bisa menduduki jabatan penting dan menjadi milyader.
Semoga bukan pada UN untuk menilai kesuksesan siswa namun pada sikap, etos kerja disiplin yang tidak kalah penting untuk bisa sejajar dengan bangsa bangsa didunia sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H