Bangsa ini akan memimpin dirinya sendiri, demikian keyakinan beberapa anak Papua dipengaruhi oleh nubuat I.S. Kijne.
Mereka meyakini bahwa kebangkitan Papua harus didahului penemuan akan pemimpin yang memiliki visi dalam praksis (refleksi dan aksi) tentang Papua sebagai bangsa. Ibu Pertiwi Papua sedang mengandung dan akan melahirkan pemimpin baru... (suarapapua.com, 25/10/2018)
Mereka berjuang melalui Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang sejak awal berdirinya telah berupaya melakukan dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan melakukan aksi-aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya secara rutin mengibarkan bendera Bintang Kejora dan simbol-simbol persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua".
Tapi kini ditengarai bahwa OPM sudah mulai lumpuh.
Tokoh pemuda Papua Ali Kabiay menyatakan (April 2021) kondisi OPM saat ini sudah punah. Kelompok yang sekarang melakukan tindak kekerasan di Papua disebut Ali hanya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di pegunungan.
Diakui Ali, bahwa pergolakan OPM pada waktu itu, orang Papua pantailah yang selalu aktif dalam melakukan perlawanan terhadap negara dengan aksi-aksinya. Namun dengan sentuhan humanis oleh pemerintah dan berjalannya waktu, kesejahteraan orang Papua pantai mulai menjadi perhatian pemerintah.
Setelah para tetua mereka meninggal, menurut Ali, pada titik inilah OPM sudah tidak ada alias sudah punah karena secara langsung Gerakan OPM tidak dilanjutkan oleh penerus keluarga mereka.
Sebagai contoh, sebut Ali, Ketua Dewan Adat Presidium Papua saat itu Theys Hiyo Eluay yang merupakan tokoh perjuangan Papua Merdeka kini anaknya Yanto Eluay telah mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai anggota DPRD Kabupaten Jayapura.
Omong kosong, ujarnya, jika ada OPM-TPNPB. Karena yang ada sekarang ini adalah Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB yang berada di pegunungan. (news,republika.co.id)
Kepemimpinan OPM tidak solid