Akhir-akhir ini peredaran berita palsu begitu mengkhawatirkan. Semua pihak, dari masyarakat biasa hingga pemerintah, memberikan perhatian serius terhadap hal ini. Masyarakat anti hoax bermunculan dimana-mana, untuk meredam peredaran berita palsu ini. Kenapa kampanye anti hoax ini penting? Karena si pembuat berita palsu merupakan kalangan terpelajar, yang melek teknologi dan mampu mengemas sebuah peristiwa dan dibelokkan ke arah yang diinginkan. Tanpa kepandaian yang memadai, rasanya kecil sekali berita palsu itu begitu cepat menyebar secara cepat dan sistematis.
Sistematisnya peredaran berita palsu ini juga dibenarkan oleh pihak kepolisian. Kenapa? Karena selidik punya selidik, ada keuntungan yang begitu besar, dibalik munculnya situs-situs yang menyebarkan berita palsu. Biarkan hal ini menjadi tugas kepolisian untuk menyelidiki hal ini. Yang menjadi perhatian kita bersama adalah, mari kita introspeksi. Mari gunakan kepandaian kita untuk hal-hal yang positif. Jangan gunakan kepandaian kita untuk memecah belah bangsa, melalui produksi berita-berita palsu.
Sekali lagi, dari kecil kita diajarkan untuk menjadi pandai dan cerdas. Mari gunakan kecerdasan ini, untuk melakukan filter terhadap setiap informasi yang masuk. Namun yang lebih penting lagi, mari gunakan kecerdasan ini untuk memproduksi berita-berita positif, yang menyejukkan dan bisa membangun negeri. Tidak ada gunanya menggunakan kepandaian kita, jika ditujukan untuk kepentingan yang tidak baik. Yang terjadi saat ini adalah, banyak kelompok radikal dan teroris menggunakan kepintarannya untuk merakit bom. Banyak simpatisan pasangan calon gubernur yang menggunakan kepandaiannya, untuk menyebarkan berita palsu, untuk menjatuhkan popularitas pasangan calon yang lain.
Mari gunakan kecerdasan kita untuk menebarkan pesan damai. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah haditz, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah perdamaianm berikanlah makan kepada orang-orang yang membutuhkan dan bangunlah diwaktu malam ketika orang sedang tidur, maka engkau akan masuk surga dengan penuh kedamaian (HR Tirmizi). Bagaimana? Apakah Anda masih belum menebarkan kedamaian bagi lingkungan Anda? Jika belum, saatnya berubah. Stop penyebaran kebencian yang bisa memprovokasi orang lain.
Orang yang mempunyai kecerdasan, bukanlah orang yang merasa benar sendiri. Sebaliknya, orang yang memiliki kecerdasan, justru dianjurkan untuk tetap rendah diri dan tetap sering melakukan amal kepada orang lain. Implementasi amal ini tentu bisa diartikan bermacam-macam. Bisa dalam bentuk harta benda, tenaga, ataupun doa. Nah, bagaimana dengan kepribadian Anda saat ini? Apakah kecerdasan telah menuntun Anda menjadi pribadi yang rendah hati, atau justru menjadi pribadi yang angkuh dan merasa benar sendiri?
Mari kita saling mengingatkan kepada saudara, teman ataupun tetangga untuk memanfaatkan kepandaiannya demi kepentingan publik. Jangan gunakan kepandaian untuk memproduksi berita palsu. Sebagai kaum terpelajar, sudah semestinya menjadi pribadi yang cerdas dan menggunakan literasi media. Dengan melakukan literasi media, kita tidak akan mudah menyebarkan berita bohong kepada orang lain. Sebaliknya, kita akan menjadi selektif dalam memilih media dan informasi yang kita butuhkan. Sekiranya ada situs yang tidak jelas, dengan sendirinya kita akan melewatinya dan tidak perlu di share.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H