Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Deteksi Teroris Melalui Siskamling

27 Desember 2016   07:25 Diperbarui: 27 Desember 2016   08:16 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siskamling - m.radarbangka.co.id

Seperti kita tahu, dalam beberapa pekan terakhir, kita dikagetkan dengan sejumlah rencana pengeboman oleh kelompok teroris. Tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, dalam penangkapan terakhir ini, rencana bom juga dilakukan oleh pengantin perempuan. Di Bekasi, Jawa Barat, mereka menyewa rumah kos-kosan, sebelum akhirnya melakukan aksi amaliyah. Beruntung Densus 88 berhasil melakukan penangkapan, sebelum aksi peledakan itu dilakukan.

Tidak lama setelah penangkapan di Bekasi, Densus kembali melakukan penangkapan di 4 wilayah yang berbeda di hari yang sama. Diantaranya di Deli Serdang, Batam, Banten, dan Payakumbuh. Dan beberapa hari yang lalu, di Purwakarta Jawa Barat, Densus 88 juga kembali melakukan penangkapan 4 terduga teroris. Dua terduga teroris yang menyewa rumah apung di waduk Jatiluhur, tewas tertembak setelah melakukan perlawanan petugas.

Dari fakta diatas menunjukkan bahwa para teroris itu ada di tengah masyarakat. Mereka menyewa rumah kos dan rumah apung di waduk Jatiluhur. Belajar dari hal diatas, deteksi dini seharusnya tidak hanya dilakukan oleh Densus 88 atau aparat keamanan. Deteksi di level masyarakat juga harus dilakukan. Jika melihat pola yang terjadi selama ini, para teroris itu selalu berpindah-pindah. Tak jarang mereka menyewa rumah kost, berapa hari kemudian pindah lagi, sampai akhirnya melakukan aksi teror.

Salah satu yang bisa dilakukan di level masyarakat adalah kembali menghidupkan siskamling. Sistem keamanan keliling ini merupakan bagian dari budaya masyarakat kita. Di tingkat pedesaan, sistem tradisional ini masih sering dilakukan. Namun diperkotaan nyaris sulit ditemukan. Di kota masyarakatnya tinggal menyewa security untuk menjaga kompleks perumahannya. Jika security lengah, maka ancaman akan sangat terbuka.

Sistem keamanan keliling memang terkesan biasa. Namun jika kita analisa, sistem ini mempunyai manfaat ganda. Masyarakat bisa saling mengenal satu dengan yang lainnya. Bahkan, jika ada tetangga baru yang tinggal di lingkungan kita, akan mudah terdeteksi. Kok bisa? Karena warga baru juga mempunyai kewajiban yang sama, yaitu siskamling. Kita juga bisa saling berinteraksi dengan warga baru. Manfaat berikutnya adalah keamanan lingkungan bisa terjaga. Karena semua orang berkontribusi untuk menjaga.

Berdasarkan analisa sejumlah pihak, kelompok teroris sering melakukan transit sebelum melakukan aksinya. Karena Jakarta menjadi salah satu kota yang sering menjadi lokasi amaliyah, maka wilayah di pinggiran Jakarta sering dijadikan transit. Akibat hilangnya tradisi siskamling, tradisi saling mengenal pun pelan-pelan mulai terkikis. Apatisme masyarakat perkotaan dengan lingkungan sekitarnya, menjadi celah yang menyenangkan bagi kelompok teroris untuk masuk. Karena itulah, mari bersama-sama menjaga lingkungan sekitar kita. Mari aktifkan kembali sistem keamanan keliling, untuk meminimalisir dampak negatif di lingkungan kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun