Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Media Sosial: Bumerang Persatuan atau Jembatan Kebersamaan?

23 November 2024   20:55 Diperbarui: 23 November 2024   23:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial, sebuah anugerah teknologi yang seharusnya menyatukan kita, justru seringkali menjadi ajang perpecahan. Isu agama dan politik, yang seharusnya menjadi pemersatu, malah kerap disalahgunakan untuk menyebarkan kebencian. Hoaks bertebaran, ujaran kebencian merajalela, dan polarisasi semakin tajam.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Algoritma media sosial yang pintar menebar informasi sesuai preferensi kita, menciptakan gelembung informasi yang menguatkan pandangan kita sendiri. Akibatnya, kita sulit menerima pendapat yang berbeda dan cenderung menghakimi orang lain.

Padahal, keberagaman adalah kekayaan bangsa kita. Setiap individu punya hak untuk berpendapat dan berkeyakinan. Namun, kebebasan berekspresi harus diimbangi dengan tanggung jawab. Kita harus bijak dalam menggunakan media sosial, tidak mudah terprovokasi, dan selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu meningkatkan literasi digital. Belajar membedakan berita hoaks dan fakta adalah langkah awal. Selain itu, kita juga perlu memperkuat nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan persatuan. Peran tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai tersebut.

Mari kita jadikan media sosial sebagai wadah untuk berdiskusi dengan sehat, berbagi informasi yang bermanfaat, dan membangun koneksi positif dengan sesama. Ingat, kita semua adalah bagian dari bangsa Indonesia yang besar. Dengan saling menghargai dan bekerja sama, kita bisa menciptakan Indonesia yang lebih maju dan bersatu.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Mari biasakan diri untuk cek ricek setiap informasi. Pastikan informasi yang kita akses valid dan sesuai dengan fakta. Hal ini penting agar sebelum kita membagikan informasi tersebut, kita sudah memastikan kebenaran dari informasi tersebut. Selain itu, hargailah setiap perbedaan.

Jangan memaksakan pendapat kita kepada orang lain. Ingat, Indonesia adalah negara majemuk yang mempunyai keragaman suku, agama, bahasa dan budaya. Dan tak lupa, jangan biasakan untuk menebar kebencian di media sosial. Sebisa mungkin kata-kata yang kita ucapkan bisa melukai hati orang lain. Jadilah agen perubahan. Ajak teman-teman dan keluarga untuk menyebarkan kebaikan di media sosial.

Media sosial adalah cerminan diri kita. Jika kita ingin melihat Indonesia yang lebih baik, maka mulailah dari diri sendiri. Mari kita bersama-sama menciptakan ruang digital yang positif dan kondusif untuk membangun bangsa. Terus suarakan hashtag Indonesia bersatu, stop hoax, kedepankan literasi digital dan toleransi di media sosial. Suarakan nilai-nilai kearifan lokal.

Opini ini bisa kamu kembangkan lagi dengan menambahkan kutipan dari tokoh agama, tokoh masyarakat, atau hasil survei terkait penggunaan media sosial. Kamu juga bisa menambahkan visual menarik seperti infografis atau meme untuk memperkuat pesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun