Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emansipasi, Agama dan Indonesia

28 April 2024   09:15 Diperbarui: 28 April 2024   09:21 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai Itu Indah - jalandamai.org

Emansipasi menjadi hal yang penting. Keseteraan gender antara laki-laki perempuan harus terus dijaga, agar tidak ada yang merasa didiskriminasikan. Indonesia merupakan negara yang sangat mengedepankan nilai-nilai tersebut. Memang tak dipungkiri, di era sebelumnya, perempuan seringkali dianggap sebelah mata. Perempuan harus berada di dapur, tidak boleh berada di depan. Namun setelah emansipasi didengungkan Kartini, perempuan mulai unjuk gigi. Terbukti, perempuan mempunyai peranan yang sangat penting di lingkungan sekitarnya.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Meski Islam merupakan agama mayoritas, bukan berarti sistem di negara ini tetap mempertimbangkan agama yang lain. Karena selain Islam, Indonesia juga mengakui Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. Agama yang ada tersebut mempunyai kedudukan yang sama dengan agama mayoritas. Karena itu pula, Pancasila sebagai dasar negara, menjadikan agama sebagai sila pertama.

Dalam Islam sendiri, ada penjelasan terkait emansipasi ini. Dalam QS An Nisa : 124 dijelaskan, "Dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki mau-pun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk dalam surga dan mereka tidak dizhalimi sedikit-pun".

Jika melihat ayat ini saja, jelas bahwa laki-laki dan perempuan mempunya legalitas yang sama. Tidak ada pembedaan dalam Islam. Emansipasi pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan perdamaian, bukan mengkotak-kotakkan antara laki-laki dan perempuan. Karena itulah perlu dipahami bahwa semuanya itu perlu kolaborasi, perlu sinergi, dengan tetap bisa berdampingan tanpa harus merasa yang paling benar atau salah.

Indonesia sendiri memang sempat menganut budaya patriarki. Dimana laki-laki cenderung sebagai subyek dan perempuan sebagai obyek. Budaya ini pelang-pelan mulai dihilangkan, karena mematikan peran perempuan. Karena faktanya, perempuan juga bisa menjadi subyek dan mempunyai peranan yang sangat besar. Tak heran jika dalam Al Quran pun juga menjelaskan pentingnya keseteraan gender.  Perempuan bisa menempatkan dirinya di berbagai sektor.

Dalam konteks Indonesia, banyak tokoh-tokoh perempuan yang bisa kita jadikan contoh dan pembelajaran. Mulai dari masa sebelum kemerdekaan, kemerdekaan dan setelah kemerdekaan. Di era modern seperti sekarang ini, juga banyak para perempuan Indonesia yang Tangguh, cerdas, tapi juga sangat mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

Indonesia adalah negara yang sangat majemuk. Keragaman suku, agama, bahasa dan budaya, membuat karakter masyarakatnya berbeda-beda. Termasuk juga dalam konteks perempuan dan laki-laki, juga mempunyai karakter yang berbeda satu dengan lainnya. Namun keragaman sejatinya bukanlah persoalan. Perbedaan bukanlah masalah yang perlu diperdebatkan. Perbedaan dan keragaman itu justru semakin membuat Indonesia semakin kaya. Dan sejatinya Allah SWT menciptakan bumi dan seisinya ini penuh dengan keragaman. Karena itulah, Indonesia yang sejak lahir sudah beragam, harus tetap dipertahankan keragamannya.

Seperti yang dijelaskan dalam Qs. Al-Hujurat:13, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun