Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tetap Implementasikan Semangat Ramadan dalam Keseharian

26 April 2023   20:46 Diperbarui: 26 April 2023   20:56 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi - laduni.id

Ramadan memang telah usai. Setelah kita semua saling bermaafan dalam hari raya Idul Fitri, kita semua kembali dengan aktifitas seperti biasa. Dalam keseharian tersebut, tentu kita semua berharap agar semangat Ramadan tetap terjaga, dan kita implementasikan dalam keseharian kita semua. Hal ini penting agar kita semua tetap berlomba berbuat kebaikan, tetap saling menghargai dan menghormati antar sesama. Serta tetap menjaga kebersamaan dalam kebaikan. 

Ketika Ramadan, banyak masyarakat berbondong-bondong datang ke masjid, untuk melakukan shalat tarawih dan shalat berjamaah. Masjid menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi masyarakat dari pagi, siang, sore hingga malam. Aktifitas semacam ini diharapkan tetap bisa kita lakukan setelah Ramadan usai. Aktifitas beribadah di masjid atau tempat peribadahan lain, diharapkan tetap ramai, seperti Ramadan.

Semangat Ramadan tidak hanya terlihat dalam aktifitas peribadahan, tapi dalam perilaku sehari-hari juga berlomba berbuat kebaikan. Di masa Ramadan, setiap muslim berlomba berbuat kebaikan dalam keseharian. Masyarakat yang non muslim pun, juga memberikan penghormatan bagi masyarakat muslim yang menjalankan ibadah puasa. Praktek toleransi ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Meski tak dipungkiri, ada sekelompok radikal yang terus melakukan provokasi dengan cara-cara mempersoalkan simbol keagamaan agama lain.

Contohnya adalah penutupan patung bunda Maria di Yogyakarta sempat terjadi ketika awal Ramadan. Namun, semangat toleransi tahun ini bisa kita rasakan ketika Ramadan bersamaan dengan dengan hari raya Nyepi dan Jumat Agung. Meski ada kelompok intoleran yang melakukan provokasi, masyarakat Indonesia pada dasarnya sangat toleran dan berpikiran terbuka. Menjadi aneh jika ada masyarakat Indonesia yang mempersoalkan keberagaman. Karena pada dasarnya Indonesia sudah beragam sejak dulu. Bahkan jauh sebelum negeri ini secara resmi menjadi negara kesatuan republik Indonesia, negeri ini sudah beragam.

Ingat, jika ditelisik sejarah ke belakang, ketika Islam masuk ke tanah Jawa, masyarakat ketika itu sudah memeluk agama Hindu, Budha dan aliran kepercayaan. Dan Islam masuk dengan penuh kedamaian, penuh unggah ungguh, tidak pernah mempersoalkan agama yang yang sudah ada. Tidak pula menjelekkan atau melakukan diskriminasi. Menjadi tidak masuk akal, jika ada sekelompok masyarakat yang mempersoalkan agama tertentu, atau melakukan diskriminasi terhadap sekelompok minoritas. Sementara, Islam sendiri tidak pernah mengajarkan kebencian, diskriminasi atau perilaku intoleran lainnya.

Karena itulah, penting untuk tetap menjaga semangat Ramadan, dengan menyebarkan virus kebaikan dalam setiap ucapan dan tindakan. Indonesia tetap perlu generasi yang saling menghargai, menghormati, aktif menebar virus kebaikan agar keberagaman di negeri ini tetap terjaga. Karena keberagaman merupakan bagian dari Indonesia. Sudah semestinya, keberagamaan itu menjadi keniscayaan yang tidak bisa dibantah dan dipersoalkan. Salam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun