Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

G20 Momentum untuk Bersatu Dalam Harmoni

19 November 2022   14:47 Diperbarui: 22 November 2022   06:46 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KTT G20, detiknews.com

Baru saja Indonesia berhasil menggelar konferensi tingkat tinggi G20 di Bali. Pertemuan yang dihadiri pemimpin dari berbagai negara tersebut, digelar ketika kondisi geopolitik masih memanas antara Rusia dan Ukraina, begitu juga antara Amerika dan China. 

Namun dalam pertemuan G20 di Bali kemarin, perwakilan Rusia juga datang. Bahkan presiden Amerika Serikat Joe Biden dan presiden China Xi Jinping, juga melakukan pertemuan secara fisik untuk yang bertema kalinya. Hal ini menunjukkan bahwa G20 di Bali kemarin, berhasil menyatukan perbedaan dan meninggalkan permusuhan. Harapannya hal tersebut juga bisa meredakan ketegangan akibat geopolitik yang selama ini terjadi.

Semua perhatian dunia pekan kemarin tertuju pada Indonesia, sebagai tuan rumah dari KTT G20. Banyak yang menyangsikan, perhelatan di tengah ketidakpastian tersebut bisa dijalankan denga naman, lancar dan bisa melahirkan keputusan bersama. Ini tentu menjadi sentimen positif bagi global. Lalu, apa pentingnya buat masyarakat biasa? Secara langsung memang tidak terlalu berdampak. Namun, secara tidak langsung, dengan adanya kesepakatan tersebut, akan memicu terjadinya kondisi yang kondusif, saling menghargai antar negara, dan tidak lagi ada peperangan baru setelah Rusia dan Ukraina.

KTT G20 di Bali telah memberikan kita banyak pembelajaran kepada dunia. Salah satunya adalah upaya untuk salin menghargai budaya lokal. Jika kita lihat para delegasi ketika menghadiri jamuan makan malam, rata-rata mengenakan batik. Bahkan salah satu orang terkaya di dunia Elon Musk, juga mengenakan batik ketika menjadi pembicara di B20 Summit. Hal ini menunjukkan bahwa para pemimpin juga menghargai budaya Indonesia. Bentuk saling menghargai ini penting untuk dilakukan, agar keberagaman tetap terjaga.

Di Indonesia sendiri, juga minim dari hoaks dan narasi radikalisme. Hal ini juga menjadi gambaran tentang sikap masyarakat yang lebih terbuka dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi informasi. Semoga, bibit radikalisme di negeri ini semakin mengurang dan menghilang. Karena KTT G20 kemarin juga bertepatan dengan hari toleransi dunia pada 16 November. Harapannya, dunia semakin toleran dan menghargai setiap keberagaman yang ada di setiap negara. Tidak perlu lagi merasa benar, saling caci, saling membenci, apalagi saling menyerang satu dengan lainnya.

Meski kita tahu, ketika pelaksanaan KTT G20 di Bali, sebuah rudal meledak di Polandia, yang mendapat reaksi dari Amerika Serikat dan para negara G7, yang juga ikut dalam G20. Hal semacam itu harapannya tidak terjadi lagi. Presiden Joko Widodo juga berkali-kali menyatakan hentikan perang. Karena perang hanya akan melahirkan kejahatan kemanusiaan dan memberikan dampak bagi perekonomian.

Ketegangan geopolitik ini harus segera disudahi. Pertemuan antara Joe Biden dan Xi Jinping, semoga bisa jadi stimulus positif, untuk mengurangi ketegangan geopolitik, yang bisa memicu munculnya kebencian secara massal. 

Dan seperti kita tahu, kebencian itu merupakan salah satu bibit dari intoleransi. Dan intoleransi itu merupakan salah satu pemicu menguatnya bibit radikalisme. Mari kita lihat lingkungan sekitar kita saat ini. Apakah masih ada ujaran kebencian? Apakah masih ada diskriminasi? Jika iya, menjadi tugas kita semua untuk menetralisirnya. Bagaimana caranya? Perkuat toleransi dan harga keberagaman, agar kita bisa berdampingan dalam harmoni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun