Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Silaturahmi, Gerakan Kultural dan Spiritual

14 Mei 2022   08:31 Diperbarui: 14 Mei 2022   08:38 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silaturahmi - detik.com

Diantara kita semua tentu tidak asing dengan istilah silaturahmi. Ya, karena silaturahmi merupakan tradisi kita semua. Dari aceh hingga Papua mengenal tradisi ini. 

Dalam ajaran agama apapun juga mengenal istilah ini. Dan bisa jadi, silaturahmi pada dasarnya merupakan bagian dari gerakan kultural dan spiritual. Dengan saling memperkuat silaturahmi, sebenarnya kita semua sudah menjalankan nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan.

Saling memaafkan dan mengakui kesalahan akan membuat kita semua bisa saling terbuka, saling sejajar, dan mungkin saling introspeksi. Tidak jarang diantara kita malu untuk mengakui kesalahan. 

Tidak jarang diantara kita egois tidak mau memaafkan, karena merasa paling benar. Semuanya itu harus dihilangkan. Untuk apa? Agar kita bisa mengerti, bahwa sejatinya kita itu adalah manusia biasa, yang tidak bisa hidup sendiri, yang sangat bergantung pada orang lain, yang saling membutuhkan pertolongan.

Dan untuk bisa meminimalisir rasa egois tersebut, bisa dilakukan dengan memupuk tali silaturahmi antar sesama umat. Tidak hanya antar golongan atau kelompok yang dianggap satu pandangan atau satu keyakinan. Ingat, kita adalah masyarakat Indonesia, yang berdampingan dengan perbedaan dan keberagaman sejak dari kecil. Sejak dari awal Indonesia sudah tidak bisa dilepaskan dari perbedaan dan keberagaman.

Bahkan ketika Islam masuk ke Jawa melalui Wali Songo, keragaman itu sudah terjadi. Banyak masyarakat yang telah memeluk agama Hindu, Budha, dan aliran kepercayaan. 

Lalu, ketika Islam masuk, sikap masyarakat tidak defensive, tidak antipati, tidak saling benci, tidak saling hujat, bahkan tidak ada provokasi. Karena Islam masuk dengan perdamaian, karena esensi agama itu adalah mengajarkan kasih sayang. Dan hasilnya, keberagaman itu tidak saling menjatuhkan. Justru yang terjadi adalah akulturasi. Dan jejak akulturasi lintas agama dan budaya itu masih bisa kita rasakan hingga saat ini.

Silaturahmi pada dasarnya upaya untuk saling terhubung, untuk saling menyambungkan hati. Dan semuanya itu dilakukan tentu saja untuk mendapatkan keridhaan dari Allah SWT. Kok bisa? Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran" (QS An Nahl: 90).

Jika membaca dan memahami ayat diatas, kita akan bisa berbuat adil atua kebaikan, jika kita bisa saling mengerti dan memahami. Saling mengerti hanya bisa didapatkan jika kita melakukan interaksi atau silaturahmi. Dan seiring perkembangan zaman, silaturahmi bisa dilakukan dengan cara apa saja. Tidak hanya secara pertemuan fisik, tapi juga sudah bisa dilakukan secara virtual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun