Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wayang dan Islam Saling Sinergi, Tak Perlu Dipersoalkan

17 Februari 2022   12:51 Diperbarui: 17 Februari 2022   13:19 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang - jalandamai.org

Seperti tak ada habisnya praktek politisasi agama di negeri ini. Dari dulu hingga sekarang, masih saja terus bermunculan. Dulu kelompok radikal mendiskreditkan Pancasila dan Indonesia Raya, dengan menyebut kafir. Pemerintah dianggap sesat. Hormat pada bendera merah putih dianggap haram, karena yang pantas dihormati adalah Allah SWT. Mari kita berpikir secara logis dan cerdas, tidak ada satupun pahlawan atau seluruh masyarakat di Indonesia yang menomorsatukan bendera merah putih.

Beberapa waktu lalu, kembali seorang ustaz yang mengeluarkan pernyataan kontroversial. Disebutkan bahwa sebaiknya wayang dimusnahkan saja. Setelah viral, sang ustaz mengklafirikan dan tidak pernah mengeluarkan pernyataan haram. Namun, kalau tidak menyatakan haram, kenapa harus memusnahkan wayang? Bukankah wayang merupakan produk budaya? Apa salahnya dengan Islam?

Jika kita melihat sejarah, bukankah wayang juga pernah digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Islam di tanah Jawa? Kenapa mindset nya selalu dianggap memberhalakan Tuhan? Tidak pernah sedikit pun wayang diberhalakan. Sekali lagi wayang adalah produk budaya. 

Di dalam ceritanya pun juga banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Bahkan, ketika itu Sunan Kalijaga juga memasukkan cerita-cerita yang bisa memudahkan masyarakat dalam memaham agama Islam. Tidak ada yang salah. Kenapa di era sekarang ada seorang ustaz yang menganjurkan untuk dimusnahkan?

Sudahlah. Tak perlu lagi ada provokasi atau politisasi agama di negeri ini. Sangat aneh sekali jika ada orang Indonesia yang ingin memusnahkan benda budayanya sendiri. Kalau benda budaya dipersoalkan, bukankah pakaian yang melekat pada diri setiap manusia itu bagian dari produk budaya manusia? Kenapa tidak dipersoalkan? Mari tidak usah berlebihan. Keberagaman bagian dari keniscayaan yang ada di Indonesia.

Keberadaan tradisi sudah jauh lebih dulu ada sebelum Islam masuk ke Indonesia. Jika para Wali Songo bisa menghargai tradisi tersebut, bahkan bisa berdampingan dan melakukan akulturasi, kenapa sekarang ini justru mempersoalkan tradisi warisan para pendahulu ini? 

Tidak jauh berbeda dengan sesajen. Apa yang salah? Niatnya adalah bagian bentuk syukur, bukan menyekutukan Tuhan. Jika ada seorang pemuda menendang sesajen di gunung Semeru, apa maksudnya? Sesajen banyak digunakan oleh umat Hindu, lebih baik kita menghormatinya.

Begitu juga dengan wayang. Merupakan bagian dari budaya dan tradisi yang telah ada sejak dulu. Wayang kulit purwa, telah menemukan kejayaannya ketika masa agama Hindu Berjaya di Indonesia. 

Ketika Wali Songo masuk ke Jawa, wayang tidak pernah dimusnahkan. Dicaci maki pun tidak. Karena wayang dinilai sudah menjadi bagian dari tradisi yang mandarah daging, maka Wali Songo menggunakan wayang, musik dan pendekatan tradisi lainnya untuk menyebarkan Islam. Tak heran jika Islam bisa diterima dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun