Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hentikan, Provokasi di Masa Pandemi Picu Munculnya Konflik

31 Juli 2021   08:34 Diperbarui: 31 Juli 2021   08:40 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tolak Provokasi - baliexpress.jawapos.com

Sadar atau tidak, diantara kita mungkin sudah seringkali menebar kejelekan atau provokasi di setiap status atau postingan di media sosial. Tanpa disadari, kita seringkali memberitakan informasi yang tidak valid dan memicu terjadinya konflik, karena berisi kebencian. Tanpa disadari, kita seringkali melakukan sharing tanpa melewati saring terlebih dulu. Kebiasaan buruk ini nyatanya banyak melanda Sebagian masyarakat kita. Dan tanda disadari, kita semua pada dasarnya berpotensi memicu memunculkan kegaduhan-kegaduhan baru.

Banyak sekali provokasi-provokasi yang kita temukan di masa pandemi ini. Dan provokasi ini pun tak jarang telah memicu amarah masyarakat, dan berujung pada perilaku-perilaku intoleran. Di awal pandemi tahun lalu, pernah ada provokasi menolak tenaga medis ketika pulang ke rumah karena dianggap membawa virus. Ada juga provokasi penolakan jenazah pasien covid, karena dianggap menyebarkan virus. Yang terjadi adalah jenazah ditolak dimakamkan.

Tak berhenti sampai disitu, provokasi dalam penggunaan masker misalnya. Ketika pemerintah mendorong agar masyarakat disiplin menggunakan masker, justru muncul provokasi agar tidak percaya tentang covid. Virus ini dianggap rekayasa, dan tidak perlu ditakuti. Karena yang patut ditakuti hanyalah Allah SWT. Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat yang abai terhadap protokol Kesehatan dan tidak menggunakan masker.

Kini, angka kasus positif harian di Indonesia sudah semakin mengkhawatirkan. Kondisi rumah sakit dipenuhi dengan pasien covid-19. Tenaga medis kewalahan, pasokan oksigen menipis, angka kematian terus meningkat setiap harinya. Indonesia dalam kondisi darurat covid-19. Orang banyak menyebutnya Indonesia memasuki gelombang kedua covid-19. Semuanya ini mungkin tidak akan terjadi, atau minimal bisa dikendalikan, jika diantara kita tidak saling menebar provokasi. Ingat, covid-19 tidak akan hilang dengan provokasi.

Mari kita sudahi penyebaran provokasi ini. Karena berpotensi dimanfaatkan oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Beberapa hari lalu, muncul lagi provokasi baru yang ingin menurunkan pemerintahan, karnea dianggap tidak becus menangani covid dengan menerapkan PPKM. Mari kita sudahi semua ini dengan tetap memperkuat literasi, agar kita bisa melihat persoalan secara utuh. Satu hal yang perlu diingat, tidak ada negara yang mudah menyelesaikan persoalan pandemi ini. Banyak negara besar mengalami krisis, mengalami peningkatan utang, jumlah pengangguran meningkat dan dampak buruk lainnya akibat pandemi covid-19.

Karena itulah, dari pada menebar kebencian dan provokasi, lebih baik menebar inspirasi, menebar pesan baik agar kita bisa bergandengan tangan dalam menghadapi pandemi ini. Virus covid mengancam keselamatan kita semua. Sedangkan provokasi bisa mengancam keutuhan bangsa. Apa jadinya jika keduanya terus massif terjadi. Dan ironisnya, keduanya terjadi salah satunya juga dipicu oleh perilaku kita sendiri. Tidak ada pilihan lain selain menghentikan segala bentuk provokasi dan tetap disiplin menerapkan protokol Kesehatan di masa pandemi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun