Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Toleransi Antar Umat Beragama, Indah dalam Keberagaman

9 Desember 2020   10:41 Diperbarui: 9 Desember 2020   10:50 2994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - ruangbudaya.com

Dalam setiap agama tentu mempunyai nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian. Setiap agama tidak pernah ada yang menganjurkan untuk saing membenci, saling menghakimi, atau saling berbuat intoleran. Semua agama justru menganjurkan untuk berlomba berbuat kebaikan. Karena kebaikan ini akan mendekatkan diri pada Tuhan, yang menciptakan bumi beserta isinya ini.

Dan toleransi antar umat beragama menjadi sebuah keniscayaan di Indonesia. Karena sejak dulu perbedaan itu sudah bisa menyatukan dalam bingkai negara kesatuan republik Indonesia. Akulturasi antar agama, antara agama dan budaya, atau akulturasi lain juga bisa terlihat dalam jejak peninggalan sejarah. Baik itu melalui tradisi ataupun bangunan. Dan jejak sejarah tersebut merupakan bukti, bahwa kita pada dasarnya sudah beragam sejak dulu dan bisa saling berdampingan.

Ketika Islam masuk ke tanah Jawa melalui Wali Songo, dilakukan secara santun. Tidak ada upaya pemaksaan. Sebagai pendatang, Islam ketika itu berusaha untuk tetap menghormati agama dan budaya yang sudah ada. Karena itulah para wali ketika itu juga banyak melakukan pendekatan budaya ketika berdakwah. Ada yang melalui pendekatan musik hingga wayang. Dan tidak ada semangat untuk menggusur atau digusur. Terbukti, agama-agama yang sudah ada sebelum kedatangan Islam, masih tetap ada di Indonesia hingga saat ini.

Dalam perkembangannya, masyarakat Indonesia banyak yang memeluk agama Islam, namun bukan berarti Indonesia berubah menjadi negara Islam. Kristen, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu masih tetap ada, dan negara menjamin kebebasan warga negara untuk memeluk agama berdasarkan keyakinanya masing-masing. 

Dan hal ini, lagi-lagi merupakan bukti bahwa negara ini merupakan negara yang toleran. Dan semua agama mengajarkan toleransi antar umat beragama di negeri ini. Ketika peringatan hari raya keagamaan, seringkali antar umat beragama saling membantu, saling menjaga dan saling menghormati. Dan jejak toleransi ini masih bisa kita lihat hingga saat ini.

Saat ini, memang ada sebagian kelompok orang yang seringkali membawa nilai-nilai agama, namun tidak diimbangi dengan perilaku dan ucapan seperti layaknya orang yang memahami agama. Ujaran kebencian masih saja muncul di setiap dakwah yang dilakukan. Provokasi juga masih sering dimunculkan. Ketika ada upaya penegakan hukum, masyarakat dipengaruhi dengan informasi yang menyesatkan.

Jangan kotori agama apapun dengan kepentingan yang tidak baik. Jangan bawa agama ke ranah politik, jangan pula bawa agama untuk mendapatkan simpati publik dan kepentingan lain. Biarkanlah agama menjadi penerang para penganutnya. Biarkanlah agama menjadi acuan bagi masyarakat yang butuh ketenangan, yang butuh pegangan untuk tetap bisa berjalan di jalan yang benar. Karena agama pada dasarnya mengedepankan kemanusiaan dan perdamaian. Jika agama dijadikan alat untuk memecah belah, hal tersebut jelas salah besar.

Untuk itu mari kita saling introspeksi, saling memperkuat literasi dan saling mengingatkan tanpa bermaksud menggurui atau mencari kesalahan. Ingat, kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kita adalah makhluk yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Jangan saling mencari kesalahan atau kekurangan. Mari saing melengkapi dan saling menguatkan, bukan saing melemahkan. Salam toleransi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun