Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pesta Demokrasi untuk Menyatukan, Bukan Mencerai Beraikan

16 April 2019   07:35 Diperbarui: 16 April 2019   07:44 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesta demokrasi yang semestinya bisa disambut dengan suka cita, justru dihadapi dengan penuh kebencian dan sengketa antar masyarakat.

Saat ini sudah memasuki masa tenang. Masih ada fase yang harus kita tunggu adalah siapa yang akan terpilih menjadi calon pemimpin dari perhelatan pesta demokrasi ini. 

Jika pesta demokrasi selama ini dimaknai sebagai 'pertarungan' antar paslon, maka pemilu ini sebagai tak lebih dari sebuah panggung gladiator. 

Siapa yang kuat, maka dialah yang menang. Namun, adakah yang berpikir bahwa pesta demokrasi ini sejatinya merupakan media untuk menyatukan semua keragaman yang ada? Semua orang berbondong-bondong ke tempat pemenangan sampai ke TPS, sebagai bentuk pilihan yang telah diambil. 

Dalam penentuan pilihan itu, tentu akan terjadi interaksi antar sesama. Dan interaksi itulah yang melahirkan silaturahmi dan segala macamnya. Artinya, pemilu sejatinya bisa dimaknai sebagai upaya untuk menyatukan. Maka pemimpin yang lahir pun, semestinya pemimpin yang bisa menyatukan.

Indonesia berisi berbagai macam suku, agama, budaya dan bahasa. Penduduknya juga mempunyai berbagai macam kepentingan. Harapan antar masyarakat tentu akan berbeda. Karena keragaman itulah harus dipertemukan bukan untuk saling adu kuat, tapi untuk dicarikan kesepakatan bersama. 

Jika para pendahulu bisa mendapatkan kesepatan dengan melahirkan Pancasila, kenapa kita sekarang masih saling menebar kebencian dan kebohongan? Jika Pancasila dulu bisa menyatukan semua keragaman melalui semangat bhineka tunggal ika, kenapa sebagian masyarkat di era modern ini tidak bisa? 

Ingat, Indonesia bukanlah negara konflik, bukanlah negara intoleran. Indonesia adalah negara yang saling menghargai, tolong menolong dan merangkul semua keragaman. 

Karena itulah, pesta demokrasi yang terjadi saat ini semestinya bisa menyatukan, bukan mencerai beraikan. Siapapun yang terpilih menjadi pemimpin, harus bisa menjadi pemimpin yang menyatukan, jangan mencerai beraikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun