Ibarat sebuah taman yang dipenuhi berbagai macam bunga, begitu lah Indonesia. Bunga-bunga yang berwarna-warni itu ibarat bermacam suku-suku yang ada dari Aceh hingga Papua.Â
Begitu indahnya taman Indonesia. Jika warna warni bunga tidak dijaga, tentu bunga akan layu, dan taman pun menjadi tidak indah dipandang mata. Begitu juga dengan Indonesia.
Jika keragaman suku tidak dijaga, tentu keindahan Indonesia yang kaya akan beraneka ragam budaya ini pelan-pelan akan sirna. Menjadi tugas kita semua, untuk terus menjaga keragaman budaya ini, agar tetap lestari dan bisa dinikmati oleh generasi penerus nantinya.
Menguatkan komitmen dalam menjaga semangat bhineka tunggal ika ini penting untuk terus dilakukan, mengingat ujaran kebencian yang terus memprovokasi SARA masih saja sering terjadi.Â
Terlebih di tahun politik seperti sekarang ini, provokasi SARA justru sering dilakukan untuk menjatuhkan elektabilitas lawan.Â
Masyarakat yang tingkat literasinya masih rendah, justru diprovokasi dengan hoaks dan ujaran kebencian. Akibatnya, di level masyarakat seringkali muncul keraguan, ketidakpercayaan, bahkan amarah yang berlebihan karena merasa telah terzalimi dan lain sebagainya.
Tak dipungkiri, maraknya provokasi kebencian dan kebohongan ini, dilakukan oleh masyarakat kita sendiri. Kecanggihan teknologi disalahgunakan untuk menebar ketakutan di tengah masyarakat.Â
Kecanggihan teknologi tidak digunakan untuk menyatukan keragaman, tapi justru terkesan digunakan untuk memecah belah keragaman itu sendiri.Â
Istilah mayoritas minoritas kembali dimunculkan. Kondisi tentu akan membuat sebuah kecemburuan sosial. Terlebih jika diantara kita merasa menjadi bagian dari mayoritas, akan merasa paling berkuasa.Â
Aksi persekusi pun mulai merebak karena sebagian orang merasa dirinya mayoritas dan merasa dirinya paling benar. Padahal, semua orang mempunyai hak yang sama. Jika ada perbedaan pendapat dan pandangan, sebenernya merupakan hal yang wajar sepanjang tidak pada level yang membahayakan keutuhan negara.