Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingat Kita Beragam, Kita Beragama, dan Kita Bersaudara

15 Maret 2019   06:51 Diperbarui: 15 Maret 2019   07:00 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negeri yang sangat beragam. Indonesia mempunyai banyak suku dengan keanekaragaman budaya yang melekat didalamnya. Tradisi masyarakat Bali jelas berbeda dengan Papua. 

Beragaman itu sudah ada sejak dulu, jauh sebelum Indonesia menjadi sebuah negara. Jauh sebelum agama-agama masuk ke tanah Jawa, Sumatera, Kalimantan hingga Papua. Nenek moyang kita telah mengajarkan tentang bagaimana bersikap saling menghargai dan menghormati. Sejak dulu, kita sudah bisa saling menghargai dalam keberagaman. Baik itu dalam kehidupan keluarga, ataupun dalam kehidupan bermasyarakat.

Indonesia juga merupakan negara beragama, bukan negara agama. Indonesia berkembang menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Tapi Indonesia bukanlah negara muslim. Karena Indonesia juga mengakui agama-agama yang lain seperti Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu. 

Bahkan sebagian masyarakat di pedalaman juga masih ada yang menganut aliran kepercayaan. Dari sisi keyakinan, Indonesia merupakan negara yang beragama. Karena itulah sila pertama dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena tanpa campur tangan Tuhan, Indonesia tidak akan berkembang menjadi sebuah negara yang merdeka.

Dan kita merupakan negara yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan persatuan. Kita adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan, yang diberi akal dan pikiran. Tuhan menciptakan manusia berbeda satu dengan lainnya. 

Karena perbedaan itulah, kita dianjurkan untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Dan dalam perkenalan itulah, dianjurkan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan. Baik itu persatuan dalam konteks keluarga, masyarakat ataupun negara.

Dari sini sebenarnya sudah terlihat, bahkan kita sebenarnya memang beragam, tapi memegang teguh nilai-nilai agama dan persaudaraan antar sesama. Karena itulah budaya gotong royong sudah kita kenal sejak dulu. Tradisi saling membantu tanpa harus mempersoalkan latar belakang, sudah ditunjukkan oleh generasi sebelumnya. Dan hal itu juga dikenalkan orang tua sejak kita kecil. 

Hal itu juga telah diajarkan oleh para guru-guru kita di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Lalu, jika kita sejatinya merupakan masyarakat yang saling menghargai dan tolong menolong, kenapa masih ada yang saling mencaci, saling membenci, dan saling persekusi?

Mari kita sudahi saling membenci di tahun politik ini. Jangan provokasi orang dengan pesan kebencian dan kebohongan. Mari saling menebar pesan damai, agar Indonesia sudah berkembang ini, tetap bisa menjagai kedamaian dalam keberagaman. Tetap bisa saling menghargai dalam perbedaan. Karena karakter masyarakat kita adalah saling menghargai, menghormati dan tolong menolong antar sesama. 

Mari kita bekali diri dengan literasi, agar tidak mudah terprovokasi. Mari kita bekali diri dengan informasi yang benar agar kebenaran tetap terjaga. Tahun politik tidak perlu harus dihadapi dengan amarah. Karena amarah hanya akan mematikan logika. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun