Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tebarkanlah Pendidikan Damai di Dunia Maya

21 September 2018   07:10 Diperbarui: 21 September 2018   08:43 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menebar Pesan Damai - jalandamai.org

Setelah penetapan nomor umur capres dan cawapres, pada 23 September 2018 mendatang, akan memasuki masa kampanye. Itu artinya, capres dan cawapres serta timsesnya, mulai berlomba mendapatkan simpati publik dengan berbagai macam cara. Mulai kampanye di dunia nyata hingga dunia maya, pasti akan digunakan oleh para pihak untuk mendulang dukungan. Belajar dari pengalaman yang sudah, ketika genderang kampanye dibuka, saat itulah upaya untuk saling menjatuhkan elektabilitas dimulai. Bagaimana caranya? Yang paling marak terjadi dengan cara menebar ujaran kebencian, hoax, dan sentimen SARA.

Tentu kita tidak ingin apa yang terjadi pada pilkada DKI Jakarta, pilkada serentak hingga pilpres dan wakil presiden serta pileg, diramaikan dengan sentimen SARA yang bisa memicu terjadi perpecahan antar anak bangsa. Banyak pihak berharap, para tim pendukung juga menebarkan pesan-pesan damai, agar pesta demokrasi ini bisa berjalan dengan damai dan tenang, bisa saling berangkulan dalam keberagaman. Para pegiat digital, yang selama ini menyebarkan berita bohong, sebaiknya tidak lagi dilakukan jelang pilpres dan pileg mendatang. Biarkanlah masyarakat menentukan pilihan secara jujur, tenang, dan tanpa tekanan.

Mari saling memberikan penyadaran antar sesama. Jika ada yang lupa, tidak ada salahnya untuk saling mengingatkan. Jika ada yang suka marah, tidak ada salahnya untuk saling meredam. Inilah sebenarnya esensi dari saling menghormati, saling menghargai, dan saling membantu antar sesama. Jangan sampai ada lagi organisasi seperti Saracen dan MCA, yang sengaja memproduksi dan menyebarkan konten kebencian. Jangan sampai demi mendepatkan keuntungan sesaat, tapi mengorbankan kerukunan dengan penyebar kebencian. Pikirkanlah nasib generasi penerus nantinya. Jika disaat sekarang sudah saling membenci antar sesama, apa jadinya beberapa tahun mendatang.

Sekali lagi, mari kita jadikan tahun politik ini sebagai momentum untuk menegaskan pentingnya pendidikan damai bagi kita semua. Berkata dan berperilakulah sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal yang telah dikenalkan para pendahulu negeri ini. Mulailah dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari diri kita sendiri, lalu keluarga, dan mengimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. 

Jika di kehidupan nyata, para orang tua bisa mengajarkan dan memastikan anak-anaknya menjadi generasi yang cinta damai. Lalu, bagaimana dengan dunia maya? Apakah generasi milenial seperti sekarang ini, tetap mengedepankan pesan damai dalam setiap postingan dan aktifitasnya di dunia maya? Generasi muda berpotensi menjadi korban provokasi, tapi juga sekaligus bisa menjadi penyebar perdamaian.

Mari sukseskan pilpres dan pileg ini dengan tetap mengedepankan pesan-pesan damai. Para netizen juga harus dewasa dalam menyikapi setiap informasi yang berkembang di dunia maya. Bekali diri kita dengan informasi yang benar dan valid. Biasakan melakukan cek dan ricek terhadap setiap informasi yang masuk, agar kita tidak mudah menjadi korban provokasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun