Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Cegah Terorisme dengan Imunisasi Ideologi

15 Mei 2015   05:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:02 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada satu istilah menarik yang dilontarkan oleh beberapa pengamat ketika membahas upaya penanggulangan terorisme, yakni imunisasi ideologi. Istilah tersebut mengacu pada upaya pendekatan yang lebih sistematis kepada masyarakat luas dalam mensosialisasikan bahaya ancaman terorisme terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Kurang lebih penerapan imunisasi ideologi sama bentuknya dengan aksi kontra-propaganda, yakni lebih menekankan cara-cara moderat untuk melawan aksi terorisme.

Imunisasi ideologi sama-sama bertujuan memperkuat ketahanan nasional, namun lebih ‘ramah’ dan efisien dibandingkan penanggulangan dengan pendekatan represif dan militeristik. Hal ini dikarenakan imunisasi sosial banyak menyentuh aspek-aspek kemasyarakatan sehingga manfaat yang dirasakan pun lebih tepat kena sasaran dibandingkan pendekatan lainnya. Bandingkan saja, sebagai contoh, pendekatan represif yang dilakukan oleh pihak keamanan terkait laporan kasus terorisme di masyarakat. Pihak keamanan tentu akan melakukan penyidakan langsung di lapangan yang seringnya dilakukan secara mendadak, di mana terkadang berisiko membuat masyarakat kaget.

Bahkan beberapa kali juga pernah terjadi salah sasaran dalam melakukan aksi penindakan yang dilakukan oleh pihak keamanan sehingga kemudian justru membuat masyarakat resah karena takut dianggap sebagai bagian dari terorisme. Sudah cukup banyak kasus salah tangkap terkait penindakan terorisme di tengah masyarakat, di mana membuat aksi penyergapan justru menjelma menjadi hal yang menakutkan. Bukan hanya itu saja, aksi penyergapan juga berisiko menimbulkan trauma di masyarakat karena umumnya dilakukan secara tiba-tiba dan cepat sehingga memimbulkan efek kejut bagi orang awam.

Lain halnya jika dilakukan imunisasi ideologi, maka risiko-risiko seperti yang disebut di atas dapat dihindari. Ibaratnya imunisasi pada manusia, imunisasi ideologi dimaksudkan agar masyarakat menjadi lebih waspada terhadap isu terorisme. Bukan hanya mengenai isunya saja, melalui metode ini, masyarakat juga dikenalkan dengan berbagai cara mandiri dan bersama dalam mencegah terorisme berkembang. Beberapa contoh cara mandiri dalam mencegah terorisme berkembang adalah dengan meningkatkan wawasan nusantara, memperkuat pemahaman agama yang bersifat moderat, dan mengamalkan pesan kehidupan yang damai dan penuh tenggang rasa.

Fenomena radikalisme, termasuk di dalamnya mengenai terorisme, merupakan gejala yang dapat terjadi di banyak lini kehidupan. Semua orang, baik pemerintah dan masyarakat, sama-sama berpotensi menjadi target sasaran aksi radikalisme. Namun perlu dicermati bahwa aksi radikalisme pasti memiliki alasan, di mana kadang kala ada yang dilakukan karena alasan posisi tersudutkan, seperti misal seseorang atau kelompok yang termarjinalkan oleh lingkungannya dan kemudian melakukan aksi teror sebagai upaya untuk mengaktualisasikan dirinya.

Pemerintah, dalam hal ini sebagai pengayom masyarakat, perlu untuk aktif dalam menelusuri sebab asal muasal aksi radikalisme yang terjadi di masyarakat. Selain sebagai dasar dalam penindakan, hasil penelusuran tersebut juga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk melakukan upaya pencegahan selanjutnya agar masyarakat semakin waspada terhadap bahaya ancaman terorisme yang dapat datang kapanpun dan dimanapun. Rujukan tersebut juga berfungsi sebagai dasar dalam melakukan imunisasi ideologi agar penyampaian pesan perdamaian dan anti terorisme dapat berjalan dengan efektif dan masyarakat pun menjadi lebih peka terhadap isu-isu terkait, di mana kemudian mendorong mereka untuk lebih aktif dalam menjaga kewaspadaan terkai ancaman bahaya terorisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun