Mohon tunggu...
Budi Haryadi
Budi Haryadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Dalam Hal ini Indonesia Galau, Bikin Teknologi Canggih Apa Bikin Batik

18 Desember 2013   07:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:48 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia saat ini memerlukan upaya keras untuk dapat lolos dari jebakan ekonomi Global. Cara yang dibutuhkan untuk mensiasati hal itu adalah dengan inovasi dan teknologi. Inovasi dan teknologi bukanlah soal bagaimana indonesia  dapat memproduksi roket dan pesawat canggih lainnya. Tapi bisa menggunakan cara yang lebih sederhana.

Indonesia yang memiliki warga terbanyak ketiga di dunia, dan banyak budaya dan suku di dalamnya, tentu ada nilai lebih yang bisa dimanfaatkan. Sebenarnya Negara ini bisa dan mampu memanfaatkan kekuatan dari kearifan local seperti batik. Batik tentu bukan hanya sebuah kain, tapi lebih dari itu ada nilai filosofi budaya di dalamnya dan ada nilai seni dari setiap daerah yang berbeda beda.

Tiap daerah di Indonesia mampu membuat Batik, dari mulai Sabang sampai Merauke dan hingga dari pulau Miangas sampai pulau Rote. Di tiap daerah ada saja ciri khasnya, ada yang berbeda dari segi motif atau dari segi percampuarn warna, hingga teknik pembuatan yang membuat nilai lebih tersendiri.

Penjualan produk batik sendiri di Indonesia  masih sangat bagus, tiap pasar tradisional hingga modern ada saja yang menjual produk Batik, baik itu baju, sarung, dan lain lain. Apalagi setelah pengakuan UNESCO terhadap Batik sebagai warisan dunia. Membuat warga Indonesia lebih bangga memakainya. Pasar dari batik itu akan selalu ada, apalagi melihat kondisinya saat ini, dimana kelas menengah di Indonesia mampu dan ingin membeli batik dengan harga yang lebih mahal. Artinya pengusaha di sector ini dapat memproduksi batik dengan penuh inovasi tanpa harus menurunkan harga. Karena pembelinya akan selalu ada.

Sekarang produk produk batik nusantara sudah mampu menembus pasar internasional, produk batik berupa kain maupun bentuk jadi sudah di ekspor ke berbagai Negara di Eropa maupun Amerika. Respon dari kedua Benua tersebut sangat bagus  karena produk Batik dari Indonesia lebih mengutamakan kualitas dari pada kuantitas. Tak jarang turis turis mancanegara sengaja datang ke Indonesia hanya untuk melihat dan membeli Batik asli dari berbagai daerah.

Saat ini, produsen Batik yang terkenal masih terfokus pada daerah Solo, Pekalongan, Cirebon, Dan Jogja saja. Padahal banyak produsen dari daerah lain yang belum terekspos keberadaannya. Dan kualitasnya pun tidak kalah jauh dari keempat daerah tersebut.

Namun yang ironi, bahan baku kain pembuat batik tenun masih diimpor  dari China dan india, karena di Indonesia sendiri masih kurang produksinya. Inilah yang perlu mendapat perhatian dari Pemerintah.

Dengan semakin majunya perkembangan zaman, banyak inovasi inovasi yang di lakukan oleh pembuat batik, untuk mengurangi biaya pembelian bahan baku. Contohnya, sekarang para pembuat batik banyak menggunakan bahan pewarna alami untuk mewarnai batiknya. Bahan alami itu seperti kulit Mahuni, kulit manggis, kulit jengkol, dan lain sebagainya. Warna yang di hasilka dari bahan alami akan terlihat lebih natural ketimbang menggunakan pewarna tekstil. Dan nilai jualnya pun akan lebih meningkat karena semakin sulit pembuatannya, maka harga satu potong Batik akan jauh lebih mahal.

Batik adalah merupakan salah satu contoh bahwa di Indonesia ini banyak hal yang bisa dikembangkan untuk memajukan perekonomian Negara. tak harus muluk muluk dan tidak harus membuat teknologi yang canggih agar terkenal oleh Negara lain. seperti yang di lakukan Korea Utara atau Amerika Serikat, tetapi hanya perlu sentuhan dan dukungan dari Pemerintah dan masyarakat saja suatu produk local akan mengharumkan nama bangsa. Dan dengan pengoptimalan produk local, bisa mengangkat pendapatan perkapita setiap warga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun