Mohon tunggu...
Budi Wibowo Abdurahman Bin Auf
Budi Wibowo Abdurahman Bin Auf Mohon Tunggu... -

Saya warga Bogor, alamat: Jl.Melati III no 11-Tajur-Bogor Timur Saya pengamat transportasi dan praktisi tour and travel. website saya: http://www.budi-timcompany.com dan http://www.health1lifes.com Semua yang saya tulis berkenaan tentang Bogor dan Kesehatan (health care).

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rakyat Indonesia "Merdeka"?

17 Agustus 2010   01:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam puluh lima tahun negeriku ini telah "bebas" dari penjajah kolonial Belanda, dan dari saudara se Asia Jepang. Namun makna kemerdekaan ini masih terasa abstrak dalam realisasinya.

"Kemerdekaan" ini tidak serta merta semua rakyat (penghuni) negeri ini, dapat merasakan arti merdeka sesungguhnya. Bahkan banyak pendapat bahwa bangsa Indonesia belum Merdeka, karena di negara ini, hampir seluruh sendi-sendi kehidupan masih di kuasai oleh "kolaborasi" antara penguasa dan pengusaha besar. Mereka membuat Perusahaan "Joint Venture" antara birokrasi dan "Pengemplang Sumber daya Negara".

Baru saja penulis memjumpai seorang pengemis yang sedang "diburu" oleh petugas Satplol PP... dia (pengemis tua) berteriak-teriak... sambil berlari-lari karena sedang diburu oleh petugas itu. Dilain kesempatan kita bisa melihat sisi lain dari perampasan "Kemerdekaan" bangsa ini, yaitu para penjaja kaki lima di "buru" di bumi hanguskan, lapak-lapaknya dirampas, haknya untuk "Merdeka" telah dikuasai oleh "Kemerdekaan" pengusaha-pengusaha besar yang mendirikan mall-mall, pasar-pasar swalayan berkelas international, hypermart. Dan atas nama ketertiban, kebersihan dan kenyamanan para "Pembesar" negeri ini, mereka menggunakan tangan-tangan jahil untuk memberangus kaum papa, kaum tertindas.

Melihat kondisi yang demikian ini, lalu dimana peran pemerintah, dimana peran dinas-dinas untuk melindungi "Kaum" ini, yang gaji mereka dibayar dari peluh rakyat, yang mereka sendiri melakukan pemalakan-pemalakan.

Wah petugas (Satpol PP) pun dengan dalih atas nama tugas, kewajiban penegakan disiplin, tugas dalam rangka mengamankan, memberi kenyaman pada masyarakat. Lalu "masyarakat" mana yang sedang mereka buat nyaman dan aman????.

Jika siklus nya seperti ini, lalu siapa yang akan peduli pada mereka yang papa ini, siapa yang akan memberi kemanan dan kenyaman pada mereka (para penjaja kaki lima) ini???.

Lalu dimana ya Pemimpin yang dipilih melalui "Pesta Demokrasi" ini??? yang nota bene dipilih melalui sura mereka yang terpinggirkan. Oh ya saya baru sadar... Pemimpin yang terpilih ini telah membuat janji-janji "BOHONG"....

Mereka menjual janji-janji akan mensejahterkan "Rakyat"nya, mereka membuat slogan-slogan yang berbunyi "Pilihlah Pemimpin yang amanah, berbudi pekerti yang berpihak kepada "Rakyat".. he3xxx".

Sekarang timbul suatu pertanyaan, lalu "Rakyat" yang mana yang kau beri kesejahteraan??? "Rakyat yang perlu perlindungan, rakyat yang perlu pendidikan, rakyat yang perlu bimbingan, atau rakyat yang memberi "UPETI" bagi kelanggengan kekuasaan yang kau ingin pertahankan???.

Belum lagi para legislator yang selalu meneriakan "Berjuang demi Rakyat, Berjuang Untuk Rakyat, Berjuang demi membela Rakyat".

Hei Bung.... semua para pemimpin, semua para pembuat keputusan, kau berkongkalingkong kau semacam "Mafia" yang akan diminta pertanggungjawabanmu di akhir nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun