DPR memang pantas mendapat apresiasi dari rakyat dan pemilihnya, apa pasal? Ternyata kemajuan yang pesat yang bakal ditoreh DPR sekarang sebentar lagi akan memiliki Gedung yang sangat mewah, bukan hanya untuk ukuran "rakyat Indonesia" tapi mewah untuk ukuran-ukuran mereka yang bergelimpangan dengan "Uang Har...?????".
Ketua DPR semakin keukeuh mempertahankan... untuk terus melanjutkan pembangunan itu... karena... pasti banyak yang di "dapat" ya????....
Bahkan Marjuki Alie, walaupun banyak mendapat tentangan dari "konco-konco" yang biasanya satu ideologi dengannya.... (hehehehehehehe.......).
Gedung Baru DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dilengkapi kolam renang, Spa dan pijit, macam hotel berbintang itu akan membuat rakyat semakin sengsara.
Marjuki Alie meskipun banyak mendapat kritik dan keberatan dari baik konco maupun "lawan-lawan"nya namun dia besikeukeuh untuk terus melanjutkan pembangunan megaproyek gedung baru DPR RI. Tendernya telah di buka angka sudah disebutkan (Rp 1.6 triliu).
Coba ya... uang sebesar itu kalau didonsaikan untuk membantu memperlancar kegiatan pengusaha-pengusaha yang tergabung dalam UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)..... disektor riil, maka ekonomi Indonesia dan kesejahteraan rakyat akan terdongkrak.
Pak Juki (Marjuki Alie) sepertinya sudah terkunci hatinya..... dibutakan dari urusan-urusan utamanya yaitu mensejahterakan rakyat.
Mari kita lihat hadist dibawah :
Nabi saw. bersabda:
Seorang pemimpin (penguasa) adalah pemelihara dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas pemeliharaan urusan mereka. (HR al-Bukhari).
Nabi saw. juga pernah bersabda:
Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka(HR Abu Nu’aim).
Dua hadis ini selain menjelaskan posisi penguasa, juga mengilustrasikan tugas, fungsi dan peran mereka dengan sangat indah. Penguasa diibaratkan seorang penggembala (râ’in) dan pelayan (khâdim) rakyatnya. Seorang penggembala selayaknya memperhatikan dan memelihara kepentingan gembalaannya; mencarikan makanan dan minuman yang baik; memperhatikan kesehatan, menjaga dan melindunginya dari terkaman dan ancaman binatang buas seperti serigala dan segala marabahaya yang bisa mencelakakan gembalaannya. Sebagai pelayan, penguasa bertugas melayani kepentingan rakyat, memenuhi kemaslahatannya, memberikan bantuan dan meringankan kehidupan rakyatnya. Jadi, tugas penguasa (pemimpin) adalah memelihara kepentingan dan kemaslahatan rakyatnya dan menyejahterakan mereka.
Fakta menunjukkan tidak adanya kesatuan entitas penguasa dengan rakyat ataupun hubungan antara yang berwenang dengan rakyatnya. Yang tampak adalah hubungan pertentangan dan ketidaksukaan; di dalamnya tidak terlihat adanya keharmonisan. Kenyataan ini dapat menyebabkan lemahnya negara dan lemahnya entitas umat. Karena rakyat tanpa adanya pemelihara akan menjadi entitas yang lemah. Sebaliknya, penguasa (negara) tanpa rakyat yang solid berdiri di belakangnya akan membuat eksistensinya lemah, mudah digoyang dan mudah terjerumus bekerjasama dan meminta bantuan musuh-musuh umat.
Akibatnya, banyak kepentingan dan kemaslahatan rakyat yang terabaikan atau sengaja diabaikan. Kepentingan rakyat itu lebih sering dijadikan dagangan politik. Pikiran dan perhatian penguasa (pemimpin) dan politisi lebih untuk mempertahankan kekuasaan dan kursi. Pelayanan dan pengurusan kepentingan rakyat hanya menjadi janji politik yang jauh dari realita.
Kenyataan keterpisahan antara penguasa dan rakyat ini merupakan konsekuensi logis dari penerapan ideologi Kapitalisme dan sistem politik demokrasi. Doktrin Kapitalisme menyatakan peran negara dalam mengurus kepentingan umum harus seminimal mungkin. Konsekuensinya, negara (pemerintah) tidak memperhatikan kepentingan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H