Begitu banyak dalam hidup ini orang merasa ketakutan, tengok saja orang-orang yang korupsi (koruptor), mereka melakukan perbuatan yang tidak terpuji tersebut karena takut jatuh miskin. Mereka melakukannya dalam posisinya sebagai orang yang dititipi amanah. Pastilah Ilmu aji mumpung yang ternyata menjadi andalannya ... he...he...he aji mumpung, ...mumpung masih menjabat, mumpung masih punya kesempatan, mungpung masih berpengaruh, mumpung tandatangannya masih berlaku....., masih banyak lagi aji mumpung-aji mumpung lainnya.
Ketakutan akan miskin juga ditunjukkan dengan bekerja keras hingga diluar kemampuannya, melakukan penipuan, berbohong, sampai pada level kekikiran. Pada kasus lain orang yang sedang sakit, justru sakitnya bertambah parah ketika ketakutannya akan kematian, dan ketakutan-ketakutan lainnya yang akan timbul akibat sakitnya itu. Obat memang menyembuhkan, namun kesembuhannya itu akan datang seketika dan sakitnya akan kembali lagi.
Ketakutan-ketakutan yang dialaminya merupakan ketakutan yang tidak beralasan, mereka menghadapi ketakutan-ketakutan dengan perilaku yang negatif. Seperti halnya orang sakit, dasar muaranya adalah takut mati. Begitu juga “Ketika orang yang takut miskin, takut tidak makan, takut menderita, muaranya adalah kematian” itu kata Dr.Ir. Richard Claproth Mht, CCh, CSMC, terapis hipnotis dari Qmind.
Ketakutan sebenarnya dapat diatasi dengan “Cinta”, terutama cintai diri sendiri, untuk menerima apa yang diberikan Sang Maha Pemberi Hidup. Ketika timbul rasa sakit, rasa benci, rasa iri, dengki dan sifat negative lainnya, yang berakibat pada fisik juga ikut sakit, segera dibutuhkan kesadaran bahwa kita semua yang ada didunia ini ada yang mengendalikan dengan satu identitas.
“Ketika kita lahir ke dunia, yang ada hanyalah jiwa. Dan jiwa itu sebenarnya satu. Jika kita menganggap yang ada di dunia ini adalah satu, tidak ada lagi perasaan negatif dan kegundahan yang timbul dalam hati dan jiwa kita, dan dunia pun menjadi aman damai dan mengasyikan”
Kesadaran seperti ini tidak mudah dimiliki oleh seseorang, bahkan pada saat ini ada kecenderungan semakin banyak yang tidak sadar diri sebenarnya. Akibatnya makin banyak penyakit, baik penyakit fisik maupun jiwa.
Jika sudah timbul penyakit dalam diri seseorang, tinggal kesadaran untuk menikmati “sakit”. Pilih sakit dengan bahagia (Happy) atau sakit dengan menderita.
Ingat hukum tarik menarik (Law of attractions), apa yang kita inginkan, apa yang sedang kita pikirkan, apa yang sedang kita rasakan, maka alam akan menangkap semua itu dan menjawab keinginan, harapan, pikiran, dan perasaan tersebut.
Ketika kita sedang dalam sakit, ketakutan, gelisah, gundah, dan segudang hal-hal negatif lainnya, maka temannya adalah “rasa bahagia”. Ketika sedang sakit maka pilihannya adalah sakit bahagia, ketika sedang tidak punya uang, maka pilihannya adalah “boke” yang bahagia.
Ketakutan dalam apapun bentuknya, jangan dibiarkan berdampingan dengan pikiran negatif, perasaan negatif dan hal-hal negatif lainnya, seperti menderita, sengsara dan sedih.
Ketakutan dalam jiwa manusia jangan dibiarkan menguasai seluruh jiwa kita, jika dalam jiwa kita memiliki 100 persen energi, maka jangan biarkan lebih dari 50 persen ketakutan menguasai jiwa kita.
Lawan rasa takut dengan “Love”, atau kasih, kasih merupakan cinta tak terbatas terutama kasih pada diri sendiri untuk menerima diri apa adanya.
Terima pemberianNya dengan syukur. Jangan gunakan pikiran, cintai dengan perasaan “Feeling” bangun posotive feeling (perasaan positive), jangan hanya mengandalkan positive thinking (berpikir postive). Ingat Cinta yang ada dalam pikiran adalah kasih yang terbatas,karena dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak stabil, hari in cinta besok benci, sementara cinta yang muncul dari hati sangat kuat.
Pilihlah track dalam jiwa kita yang positive. Untuk mengubah kondisi ini dibutuhkan kesadaran yang tinggi. “Jika yang dipilih negative, tracknya akan negative. Begitu sebaliknya jika yang dipilih positif maka tracknya akan positif.
Saya masih ingat hukum kekalan energi, Hukum ini menjelaskan bahwa apapun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa keburukan pula.
Temukanlah kebahagiaan hakiki dengan Kasih yang tak terbatas, tebarkan kebahgiaan, jangan ijinkan penderitaan menjadi parasit dalam jiwamu.
“Siapa mengenal dirinya ia akan mengenal Tuhannya” Muhammad SAW.
Tersenyumlah, karena orang yang terbiasa tersenyum akan terhindar dari aneka penyakit ketegangan, sebab dengan senyuman mendorong hati menjadi ceria. Akibatnya, selain menyehatkan dan menguatkan tubuh, juga akan membuat lebih awet muda.
Senyum, bukan hanya gerak bibir semata, melainkan gerak rasa, gerak akal dan gerak hati yang mencerminkan pesona jiwa. Perasaan kita tidak bisa dibohongi oleh senyuman yang ditujukan kepada kita, sensitivitasnya demikian peka untuk mengetahui jenis senyum yang ditampilkan oleh seseorang.
Maka tersenyumlah karena senyuman adalah perhiasan wajah yang paling murah ... tersenyumlah dengan ikhlas karena senyummu adalah sedekah .
Dengan senyuman membuat proses interaksi terasa lebih menyenangkan. Rasa-rasanya tidak ada orang yang menolak bila diberi senyuman. Apalagi senyuman manis, tulus dan Ikhlas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H