Meyakinkan para penyandang cacat serta membuat mereka menjadi lebih percaya diri, bukan suatu pekerjaan yang mudah. Sedikitnya diperlukan ketekunan dan kesabaran agar mental mereka bisa seperti manusia normal biasa. Itulah yang dilakukan seorang ibu rumah tangga di Surabaya, yang berjuang keras melatih para difabel untuk bisa percaya diri dan membekalinya menjadi mandiri yang sukses. Namanya Titik Winarti, warga jalan Sedosermo, Surabaya ini dianggap sebagai Pahlawan Bagi Para Penyandang Cacat.
Julukan pahlawan yang disandangnya memang pantas diberikan kepada titik, karena berkat jasanya para penyandang cacat menjadi lebih percaya diri dan mampu berkerasi. Perjuangan Titik, mendidik orang-orang cacat ini terbilang sukses. Sudah belasan tahun ibu satu orang anakinimengangkat derajat mereka layaknya orang normal. Tapi tak semulus yang dibayangkan. “ awalnya sih susah. sama orang yang normal aja sulit apalagi sama penyandang cacat “ kata titik.
Wajar sih. awal memang selalu tidak meyakinkan. Tapi Titik Winarti pantang untuk menyerah apalagi mereka mulai menunjukan talentanya. Dia mulai merasakan keselarasan bekerja dengan mereka. Akhirnya setelah beberapa hari timbul semangat untuk melatih kekurangan mereka sebagai kelebihan. Tanpa lelah dia mulai melatih para penyandang cacat setiap hari hingga bertahun-tahun.Â
Bagi dia bekerja dengan orang yang memiliki kekurangan fisik menjadi sebuah kepuasaan dan lebih berharga. Sudah hampir lima belas tahun titik melibatkan orang-orang cacat kedalam usahanya dan hasilnya sangat mengagumkan. Kini usaha yang diberinama Tiara Handycraftini bukan hanya sumber penghasilan bagi dia dan keluarganya, tapi menjadi penghidupan bagi ratusan orang-orang cacat.
Puluhan orang-orang cacat ini ditampung di rumahnya. Awalnya hanya beberapa orang saja, namun setelah mereka yakin dengan usaha dan perjuangan titik yang tulus, hari kehari kian bertambah dan kini titik merelakan sebagian penghasilannya untuk membangun ruangan sebagai tempat tinggal mereka.
“ ibu sudah saya anggap orang tua sendiri. Jujur saja mas, disini saya mendapatkan pelajaran yang sangat berguna bagi saya dan temen-teman lainnya yang sama-sama cacat. Disini saya diajarkan untuk lebih percaya diri. Mungkin dulu saya malu, karena kondisi fisik saya. Disini, perasaan itu hilang. Saya lebh percaya diri, sedikit punya keahlian dan punya penghasilan “ jelas wawan salah seorang penyandang cacat yang sejak lahir tidak memiliki kaki dan tangan.
Setiap hari titik melatih keterampilan mereka dan menopang hidupnya. Dari sekitar 470 orang-orang cacat yang pernah dilatih, sudah banyak yang orang-orang cacat yang lepas dan membuka usahanya sendiri. Memang, itulah tujuan titik melatih para difabel ini agar kelak mereka bisa mandiri dengan usahanya.
Usaha yang dlakukan titik memang tidak sia-sia. Berkat kerja kerasnya, pemasaran Tiara Handycraft sudah menembus pasar Eropa, Amerika dan seluruh Asia. Omzetnya pun mencapai puluhan juta rupiah, namun penghasilan itu diakui titik masih tak berbanding lurus dengan jumlah pekerjanya.
Berbagai penghargaan sudah diraih ibu satu orang anak ini. Dari penghargaan tingkat lokal, daerah, nasional bahkan Berbagai penghargaan international sudah disandangnya. Awalnya penghargaan itu cukup membanggakan karena kerja keras titik membuahkan hasil. Tapi dia lebih bangga telah berhasil meyakinkan semua orang dengan menggangkat harkat dan martabat orang-orang cacat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H