Mohon tunggu...
Budhi Wiryawan
Budhi Wiryawan Mohon Tunggu... profesional -

mengikuti kemana darah ini mengalir....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Segumpal Desah Buat Indonesiah

8 Maret 2013   02:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:08 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Jika kau berlari nafasmu akan terengah-engah, Nak" pesan ibu ketika melepas anaknya melepas sekolah, pagi tadi
"Jadi aku harus bagaimana, Ibu ?"

Sepotong dialog yang lembut tapi terasah
yang sejatinya sudah teramat lelah
untuk tidak dikatakan resah

Dua puluh tahun lagi , si ibu berharap anaknya bisa menjelaskan apa arti lelah, resah, gelisah, lewat desah yang ia hembuskan saban pagi, manakala melepas anaknya berangkat sekolah

Tak terbilang ribuan pesan itu deras mengalir, sebab Indonesiah, hanya akan lesat dan lepas dari kegundahgulanaannya, ketika generasi yang imut ini akan mengubur kelelahan yang belum juga kunjung lekas. Mereka adalah lokomotif baru yang berjalan tanpa terbebani oleh gerbong-gerbong yang usang.

Doa ribuan ibu adalah sumber jiwa dan energi, yang masih setia menggenggam keyakinan, bahw bangsa ini, ya Indonesiah, akan menjadi bangsa yang luhur dan beradab.

Segumpal desah buat Indonesiah, di pagi ini, adalah aliran lava yang akan mengguyur litologi keindoinesiaan, yang tak sekedar menghasilkan pasir dan kerikil, namun emas dan permata kebahagiaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun