Mohon tunggu...
Budhi Wiryawan
Budhi Wiryawan Mohon Tunggu... profesional -

mengikuti kemana darah ini mengalir....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Sepotong Tempe Garit

29 Juli 2012   15:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:28 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tempe garit telah menjadi kebanggaan keluarga
yang tidak pernah akan tergantikan
menu kebangsaan yang selalu hadir di meja makan
sejak pertama aku belajar membaca aksara
hingga sekarang aku belajar membaca jaman

pun setiap kali makan sahur, menu ini selalu
disandingkan dengan berbagai koleganya
telur dadar, atau ikan keranjang

ia tak pernah protes, dan juga tak pernah
merasa tersanjung, mengapa dari jaman ke jaman
kehadirannya selalu dinantikan

bahkan ia berterima kasih pada Rustono
pemuda sederhana yang membawanya ke Jepang
dengan penuh kebanggaan ia pun bersanding
dengan sukiyaki dan tempura hana

tapi mengapa masih ada saja yang mengklaim dirinya?
meski dia menjadi warga kosmopolitan global
tapi jiwa nasionalismenya tetap berkobar
"bahwa nenek moyang dan roh-ku adalah indonesia"

dia teramat paham jika ibu kandungnya adalah kedelai
yang belakangan ini sedang galau dan lebai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun