sayup angin malam, berebut mencari pori
jalan masuk ke relung-relung basah tubuh
agar kering, lalu aku diminta merasakannya
sebuah perubahan itu datangnya meliuk
kalau angin mengutus untuk sebuah misi suci : cinta
jendela kamar ini akan kubuka sampai pagi
namun aku tahu, jika leher ini meradang
sebaiknya tak akan ada ventilasi yang memberi kompromi
hanya untuk seutas janji dan kepedihan
kurekam suara itu, agar aku hafal, kapan ia datang untuk
menguji seberapa ringkih nilai kesetiaan yang kubangun
tidak hanya sesaat untuk beberapa malam saja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H