Mohon tunggu...
Budhi Wiryawan
Budhi Wiryawan Mohon Tunggu... profesional -

mengikuti kemana darah ini mengalir....

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ahok dan Permainan Yoyo

14 November 2014   18:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:49 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JIKA  sederhana mengapa harus dipersulit.  Jika regulasi jelas telah mengaturnya mengapa masih dicari celah-celah lain. Sistem aplikasi dan implementasi produk hukum politik kita sekarang ini seperti sedang  bermain "yoyo" saja. Yoyo dilempar kemudian ditarik,  dilempar lagi di tengah  lalu ditarik .  Energi rakyat mestinya bisa ditabung. Biarkanlah  ini menjadi persoalan elite, publik  bisa berhemat untuk menginvestasikan  dirinya sebagai rakyat dalam menjalankan aktifitas sehari-harinya

Amsal di atas hanyalah sekedar intetmeso untuk menggambarkan etalase politik soal pengisian jabatan definitif Gubernur DKI Jaya Basuki Cahaya Purnama alias Ahok . Mengapa soal Ahok ini  harus mencuri perhatian banyak orang ,  semua itu karena kerja mobile  media tentunya.  Seolah  publik ditarik dan diajak untuk saling bertukar opini. Lha sudah jelas regulasinya dan aturan yuridisnya mengapa tidak segera ditindaklanjuti. Apakah tarik menarik semacam ini  seolah telah menjadi semacam  trend " politik  komoditas" kita saat ini. ?

Tugas elit politik  yang hanya berfikir  segmentasi,  yakinlah tak akan optimal.  Sejatinya banyak  hal yang harus dikerjakan oleh para elite, terutama yang duduk di kursi dewan.  Jika niat dan  kredo  awal ingin mensejahterakan rakyat secara sungguh-sungguh,  lewat medan pengabdian mereka menjadi wakil rakyat dan legislator, segeralah dilakukan, jangan berfikir lagi  apa yang akan mereka dapatkan. Tunjukan apa yang harus diberikan kepada piblik. Kerja politik tidak bisa kamuflase, ia semacam mahkluk yang jelas karena ada program yang menuntunnya.Namun kalau hanya ingin sekedar menjadi orang yang ingin  dianggap punya pengaruh, dan mengambil kesempatan dalam setiap peristiwa., barangkali salah tempat ini untuknya.

Oleh karena itu Presiden Jokowi atau Mendagri  (atas nama presiden) segera saja melantik dan mengambil sumpah Ahok sebagai gubernur definitif.  Silang sengkarut soal pengangkatan Ahok sebagai gubenur definitif, tak perlu lagi diperpanjang.  Tinggal wakil rakyat dan publik mengawasi kinerjanya ke depan.  Ruang pengawasan dan kontrol terbuka lebar. Jika  kinerja Ahok  dan jajarannya tidak sesuai dengan komitmen awalnya yakni pro rakyat , silakan dikritisi. Sebaliknya jika program kerja  Gubernur Ahok jelas untuk mensejahterakan rakyat Jakarta, pro rakyat,  transparan, tegas, komitmennya tinggi terhadap gerakan anti korupsi,maka secara fair publik mestinya dengan legowo harus mendukungnya.   Toh dia adalah produk dari pemilukada yang demokratis. Sudahlah jangan bermain "yoyo"  lagi  Habis energi dan waktu tak berguna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun