Mohon tunggu...
Budhi Wiryawan
Budhi Wiryawan Mohon Tunggu... profesional -

mengikuti kemana darah ini mengalir....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Emak

21 Desember 2012   15:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:14 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

baru kemarin sepertinya, aku mengeja kata itu
...e m a k.......
tapi mengapa kini aku susah mengulanginya
atau karena kerinduan yang tak lagi terjawab
oleh sebab pelukan hangat yang tak lagi ada

beberapa hari setelah kata itu kuluncurkan
perempuan yang telah memahat jiwa raga ini
pulang ke pangkuan sang Khaliq
wajahnya embun pagi pendar sinar pertama
hatinya lapang samudera ombak tak bertepi
dengannya aku selalu berada memiliki hidup
dekatnya aku selalu memiliki kekayaan batin
dekapnya, hangat yang tak lekas kulepas

emak, sehari lagi aku berulang tahun mengucapkan
lafal itu, memindahkan katahati ke katacinta
mengusung seluruh degup jantung di sisimu
yang tenang, tanpa alun dan ombak yang menghentak

emak, harus dengan apa selain doa
aku merayakan ulangtahun kedua mengulangi lafal itu lagi ?
tidurlah dalam senyum yang panjang ya mak ?

(21 Desember 2012)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun