Mohon tunggu...
Budhi Wiryawan
Budhi Wiryawan Mohon Tunggu... profesional -

mengikuti kemana darah ini mengalir....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta dalam Sebilah Pisau

6 November 2012   17:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:52 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jika cinta itu sebilah mata pisau
aku ingin memastikannya, tumpul di ujung
dan punggung dalamnya
sehingga tak akan terjadi, teriak luka
yang mencacah-cacah pada kedalaman daging
dan ruang-ruang hati yang tersembunyi

sakit adalah metabolisme yang berjalan dalam
hitungan detik, namun setelahnya
kering itu butuh waktu yang tak terbilang
hingga membekas dalam ingatan yang lama

simpanlah pisau -pisau itu di tempat
yang tak terjangkau oleh pita-pita dendam
sampai akhirnya genangan ingatan itu terkubur
di makam-makam kesejukan, yang selalu diziarahi
setiap kali malam menaburi jam waktu dengan
bunga-bunga yang wangi :
pertanda cinta itu harus dipelihara

(2012)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun