kakimu mungil, perut padi yang berisi
kibas angin melukai pori, kau menyeringai
lalu sayap patah burung itu jatuh
kau menyambungkan pada burung lain
yang belum pernah merasakan terbang
tak mudah menguras kenangan, nyatanya
belasan tahun telah jadi kerak, kini kaki itu
telah tumbuh menjadi hutan jati
batangnya mekar, kekar,
ilalang waktu, telah menutupimu
"kini kau bawa perahu jua
di lautan rumah, sebab setelah menjadi
inang dari anak kita, kau
tak lagi punya potret tentang kaki-kakimu
yang lencir seperti kibasan bunga padi "
jadilah kuda sembrani
yang berkejaran di padang sabana
sebab hari-hari akan selalu kering dan gerah
katamu,
"Aku siap menjadi kaki-kaki kuda
yang melintas di bebatuan, atau pun tepian jurang"
(2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H