Mohon tunggu...
Budhi Wiryawan
Budhi Wiryawan Mohon Tunggu... profesional -

mengikuti kemana darah ini mengalir....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Siter Itu Berpalung

5 September 2012   14:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:52 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

perempuan tua bersandal jepit
konde di rambutnya bagai antena langit
ditemani seorang lelaki bersurjan merah
menggamit siter berpalung, menjual gundah
melangkah membedah malam yang tak lagi mandah

berpuluh cakepan tembang dialirkan
mereka seperti terbang, menyayat langit
menggaris-garis pintu nasib
saat jatuh di ungel uler kambang
hatinya sedikit bimbang
"ini pesona.lambang, atau aku yang limbung"

seusai menidurkan malam
cengkok kutut manggung
melengkung di tikungan alun-alun
sebentar kemudian wajahnya
lenyap ditelan kabut
persis melewati batas titik akut

tapi mereka sangat tahu
bahwa seni bukanlah pelarian dari jiwa pengecut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun