adalah kata yang turun dari tangga-tangga langit
menyelinap dari celah dedaunan hutan jati
berarak menelusup ke rumah-rumah senyap
menggedor pintu kamar, meninggalkan pesan dan bunyi
yang nyaris tak terdengar di ujung aksara terakhir
ya, dalam sayup aku masih menyimaknya
jutaan mil perjalanan sejarah, telah membawa manusia
selalu dalam posisi lupa, luka, dan tuna, menjabarkan
kebesaran Tuhan, lewat tangga-tangga langit yang ujungnya
mencakar hingga tak terlihat lagi, bahwa Tuhan berumah
di setiap persinggahan-Nya
isyarat dari langit itu mengingatkan
tentang bijih sawi, buah zaitun, yang ditanam oleh orang-orang
pendahulu, bahwa tak pernah ada kehidupan, tanpa janin dan
embrio kecuali Tuhan berkehendak.
sebagai khalifah, manusia sudah teramat dimanjakan
namun teramat sering juga merusak dan mengkhianati
tapi sunatullah yang selalu kusaksikan di saat senyap seperti ini
adalah prerograsi Tuhan yang tak pernah meleset
dan tak pernah terbantahkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H